POJOKKATA.COM, PONOROGO – Grebeg Suro 2025 kembali hadirkan nuansa sakral dan edukatif lewat Pagelaran Pusaka yang digelar di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo. Lima paguyuban pusaka di Bumi Reyog bersatu memamerkan sekitar 180 benda pusaka, mulai dari keris khas Jawa hingga senjata tradisional Ponorogo bernama mothik.
Pameran ini secara resmi dibuka Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pada Senin malam (23/6/2025), didampingi sejumlah pejabat pemerintah daerah. Rangkaian kegiatan Pagelaran Pusaka akan berlangsung hingga Kamis malam (26/6/2025) sebagai bagian dari penutupan Grebeg Suro.
“Dari lima paguyuban itu masing-masing menyumbang 30 benda, jadi 150. Ditambah tombak-tombak koleksi pribadi, jumlah totalnya mendekati 180 pusaka,” terang koordinator acara, Titis Mursito.
Koleksi yang dipamerkan tak sekadar benda mati. Setiap pusaka menyimpan sejarah, filosofi, dan teknologi tinggi di masa lampau. Khusus keris asal Ponorogo, menurut Titis, memiliki keunikan tersendiri—berbentuk lebih gagah dan tebal dibanding keris dari daerah lain.
“Ini bukan soal klenik atau mistis. Kita ingin ubah cara pandang masyarakat. Keris itu simbol kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi zaman dulu. Mereka bisa membedakan baja, besi, hingga titanium tanpa tambang,” paparnya.
Selain keris, pengunjung juga disuguhi senjata khas Ponorogo yang jarang dikenal publik, yakni mothik. Sekilas menyerupai golok atau pedang, mothik punya bentuk dan fungsi unik yang hanya bisa dipahami jika melihat langsung.
Pagelaran ini juga menghadirkan pasar benda pusaka dan lokakarya pembuatan serta perawatan pusaka secara tradisional. Titis berharap kegiatan ini mampu membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap warisan budaya leluhur.
“UNESCO sudah mengakui keris sebagai Warisan Budaya Takbenda. Tugas kita menjaga dan meneruskan nilai-nilainya agar tidak hilang ditelan zaman,” tutupnya. (Gal/PK)