POJOKKATA.COM, Magetan – Semarak 10 Muharam 1447 Hijriah terasa hangat di Kelurahan Bulukerto, Kecamatan Magetan. Lewat kegiatan bertajuk Gebyar 10 Muharam, ratusan warga tumpah ruah di Masjid Al-Iman, Minggu (6/7), mengikuti acara parenting dan berkisah bersama Kak Ari Abu Zahwan, pendongeng nasional asal Yogyakarta.
Acara yang diinisiasi Karang Taruna Kerta Jaya ini mengusung tema “Memulai Hijrah dari Rumah, Bangun Rumahku Surgaku”, mengajak masyarakat kembali meneguhkan peran keluarga sebagai pondasi utama pembentukan karakter anak.
Lurah Bulukerto, Widya Yusti Atlistiadji, S.Sos., M.Med.Kom., turut hadir dan menyampaikan apresiasinya. “Terima kasih kepada seluruh pihak, terutama Karang Taruna, yang telah menggagas kegiatan positif ini. Antusiasme warga luar biasa, semoga membawa keberkahan,” ujarnya.
Dalam sesi parenting, Kak Ari menekankan bahwa hijrah bukan hanya soal pindah tempat, tapi perubahan hati dan sikap—dimulai dari rumah.
Ia mengingatkan pentingnya membangun keluarga yang religius, harmonis, dan penuh kasih sayang, meneladani kehidupan Rasulullah SAW.
“Jangan biarkan rumah kehilangan fungsinya sebagai tempat terhangat bagi keluarga. Jangan sampai orang tua yang dulu merawat kita justru dilupakan ketika mereka membutuhkan kita,” pesan Kak Ari.
Tak hanya materi serius, acara juga diwarnai dengan doorprize, pembagian e-sertifikat, sesi makan es krim, hingga ifthor bersama, menciptakan suasana hangat dan kekeluargaan.
Sejumlah tokoh penting turut hadir, seperti Ketua DPRD Magetan dan Plt Camat Magetan, memberikan dukungan atas inisiatif pemberdayaan keluarga dari lingkup kelurahan ini.
Gebyar 10 Muharam ini diharapkan menjadi pemantik semangat hijrah, serta memperkuat ketahanan keluarga dalam menghadapi derasnya arus zaman. (Gal/PK)
Gebyar 10 Muharram sudah selayaknya harus didengungkan agar lebih bergema ke seantero Magetan bahkan seantero Jagad. Tanggal 10 Muharram adalah sejatinya 10 Suro di Tahun Saka. Merupakan Hari Asysyuraa saat itu ada 10 Keajaiban yang terjadi antara lain Nabi Adam diampuni oleh Allah SWT, Nabi Yunus keluar dari Perut Ikan Paus dan masih banyak lainnya. Bulan Suro dalam Penanggalan Jawa Tahun Saka sama dengan Bulan Muharram Tahun Hijriah. Banyak Kebesaran Allah SWT yang berupa Pengampunan Allah yang terjadi pada saat itu. Hujan Turun pun di dalam Al Quran disebutkan bahwa membawa rahmat. Berupa sumber kehidupan dan bisa menumbuhkan benih benih tumbuh berkembang dan subur di tanah. Salah satu saat makbul untuk memanjatkan doa antara lain adalah ketika hujan turun. Mengagungkan Asma Allah dan bersyukur sangat dianjurkan saat Bulan Baik tersebut.
Pagelaran yang baru saja selesai dilaksanakan di Kabupaten Magetan adalah Joyo Jayaning Nuswantoro, dimana Perhelatan Budaya Magetan yang agung itu adalah dalam rangka merayakan 10 Suro tersebut. Begitu yang disampaikan oleh Bapak Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magetan, Bapak Joko Trihono dalam sambutan saat Penutupan Acara Joyo Jayaning Nuswantoro yang baru saja berlalu tanggal 7 Juli 2025. Secara Kemegahan Budaya Luhur Tanah Jawa. Tanah Jawa yang Sakral, sejatinya pesan dari Mbah Kyai tersebut adalah Berhijrah untuk Magetan Lebih Baik, dengan Kekuatan Iman dan Taqwa yang Tunduk kepada Kekuatan Mutlak Absolut Gusti Allah Ingkang Moho Kuoso. Berpuasa di Hari Asysyuuraa juga disunahkan.
Genap 5 (lima) tahun acara Joyo Jayaning Nuswantoro dilakukan dan Semoga Kejayaan Nuswantoro saat itu bisa kembali dirasakan Rakyat Magetan. Semoga Kejayaan itu Kembali ke Bumi Magetan kembali dengan Mensucikan Diri, Mensucikan Hati dengan Mengingat Kembali Hari Asysyuuraa tersebut. Menanamkan ajaran leluhur dan agama yang merupakan pedoman hidup, yaitu Petunjuk Bagi Manusia, Huda Linnaas. Bagi Umat Islam adalah Al Qur’anul Kaariim.