POJOKKATA.COM, Ponorogo – Serangan hama wereng batang coklat mulai meresahkan petani di sejumlah wilayah Ponorogo. Tak tinggal diam, aksi pengendalian dilakukan secara serentak di sembilan kecamatan pada Rabu (16/7). Komandan Kodim 0802/Ponorogo Letkol Inf Dwi Soerjono bahkan turun langsung ke sawah, mendampingi para petani yang lahannya terdampak.
Pengendalian serentak itu digelar di Kecamatan Sukorejo, Babadan, Jenangan, Kauman, Ponorogo, Sampung, Jambon, Badegan, dan Ngebel. Langkah tersebut merupakan respon atas meningkatnya keluhan petani terkait serangan hama yang makin meluas.
“Ini bagian dari diskusi lapangan sekaligus aksi nyemprot bareng. Harapannya, hama bisa ditekan dan petani tidak semakin dirugikan,” tegas Dandim di salah satu lokasi pengendalian.
Dandim tidak sendiri. Ia didampingi Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Ponorogo Drs. Supriyanto, M.M, Sekretaris Dinas Pertanian Bagus Priyambodo, jajaran Muspika, hingga para penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Supriyanto mengungkapkan, serangan wereng kali ini tergolong masif. “Sudah menjalar hampir ke seluruh wilayah. Maka, pengendalian perlu dilakukan cepat dengan cara kimia terlebih dahulu,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tetap mendorong penggunaan bahan ramah lingkungan secara berkelanjutan.
Letkol Dwi Soerjono juga mengingatkan pentingnya petani mengikuti prosedur penggunaan pestisida agar tidak menimbulkan efek negatif pada tanaman maupun hasil panen. “Obat ini ada aturannya. Jangan asal semprot. Harus sesuai arahan penyuluh,” pesannya.
Selain membahas upaya pengendalian hama, Dandim juga menyoroti perkembangan harga gabah. Ia menyampaikan rasa syukur atas kenaikan harga yang kini mencapai di atas Rp7.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp6.500. “Ini tentu kabar baik. Bisa bantu tingkatkan perekonomian petani,” ujarnya.
Sebagai informasi, hama wereng batang coklat dilaporkan telah menyerang tanaman padi di 19 kecamatan se-Ponorogo. Dari jumlah itu, 12 kecamatan di antaranya berada dalam kategori serangan cukup parah.
Langkah sigap lintas sektor ini diharapkan mampu menekan penyebaran hama, sekaligus menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani Ponorogo. (Gal/PK)