Khofifah Ikut Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro Bantarangin 2025

0

POJOKKATA.COM, PONOROGO – Suasana Monumen Bantarangin, Sabtu (26/7), terasa lebih semarak dari biasanya. Ribuan pasang mata menyaksikan kemegahan Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro Bantarangin 2025.

Tak tanggung-tanggung, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir langsung dan ikut dalam kirab, menandai penutupan rangkaian panjang tradisi Suro ala wong Kutho Kulon.

Setibanya di lokasi, Khofifah disambut hangat. Untaian melati dikalungkan ke lehernya, sementara iring-iringan Patih Pujangga Anom dan alunan gamelan mengiringi langkahnya menuju panggung kehormatan.

Di sela prosesi, Khofifah juga menyerahkan santunan kepada sepuluh anak yatim yang diiringi dengan lantunan hadrah, menambah khidmat suasana pagi itu.

Tak hanya Khofifah, jajaran tokoh tampak hadir, di antaranya Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Lisdyarita, Ketua DPRD Ponorogo Agus Prayitno, hingga Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari.

“Tradisi ini sudah dimulai sejak masa pemerintahan Pak H. Amin sebagai Bupati periode 2010-2015,” ujar Bupati Sugiri Sancoko.

Ia menyebut Grebeg Tutup Suro sebagai agenda besar tahunan masyarakat Ponorogo, khususnya warga Kec. Kauman dan wilayah Kutho Kulon.

Khofifah dalam sambutannya menyampaikan kekaguman terhadap kekayaan budaya Ponorogo.

“Grebeg Tutup Suro bukan sekadar ritual. Ini adalah ajang pelestarian nilai luhur, ajang transmisi budaya antar generasi,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa dalam setiap simbol dan gerakan kirab, tersirat makna dan nilai yang patut terus dirawat.

“Budaya ini bukan hanya memperkuat identitas daerah, tapi juga jadi pemicu tumbuhnya UMKM dan pariwisata lokal. Ponorogo bisa jadi magnet ekonomi jika terus konsisten menjaga warisan budaya seperti ini,” imbuh Khofifah.

Puncak acara ditandai dengan prosesi penyerahan pusaka Cemethi Samandiman oleh Gubernur Jatim kepada pemeran Prabu Klono Sewandono. Tanda itulah yang menjadi simbol pemberangkatan kirab budaya tahun ini.

Deretan kereta kuda berjejer rapi. Mulai dari Patwal Polres, pasukan berkuda, Kreta Klono Sewandono, Kreta Gubernur bersama Bupati Ponorogo, hingga kereta para pelajar dari SD hingga SMA se-Kecamatan Kauman ikut memeriahkan arak-arakan.

Tak ketinggalan, kereta komunitas audio dan karang taruna pun turut ambil bagian, menunjukkan semangat gotong royong lintas elemen masyarakat.

Kirab menempuh rute panjang dari Monumen Bantarangin, melewati sejumlah jalan protokol dan desa seperti Sayang Ayu, Sampung, hingga kembali ke titik awal.

Sepanjang perjalanan, ribuan warga tumpah ruah di pinggir jalan untuk menyaksikan kirab budaya yang digelar setahun sekali itu.

Dengan tema “Bergandeng Erat, Bergerak Cepat, Ponorogo Hebat”, Grebeg Tutup Suro tahun ini diharapkan menjadi momentum titik balik ekonomi dan kebangkitan semangat masyarakat. Kerja sama semua pihak—pemerintah, sektor swasta, hingga akar rumput—menjadi kunci suksesnya perhelatan budaya rakyat ini.

Rangkaian Grebeg Tutup Suro 2025 sendiri berlangsung selama sepekan, mulai 18 hingga 26 Juli. Penutupan di Bantarangin menjadi simbol berakhirnya bulan Suro dan sekaligus tonggak awal semangat baru Ponorogo menuju masa depan yang lebih hebat. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini