Riyono Caping Desak BUMN Beli Gula Petani Sesuai HET

0

POJOKKATA.COM, Jakarta – Tumpukan gula hasil giling di gudang pabrik kian mengkhawatirkan. Ratusan ribu ton gula petani di bawah naungan PT RNI dan PT SGN—anak usaha ID Food—belum juga terserap pasar. Padahal harga eceran tertinggi (HET) sudah ditetapkan Rp14.350 per kilogram.

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Riyono Caping, menegaskan pemerintah harus memprioritaskan pembelian gula petani, bukan membiarkan gula impor membanjiri pasar.

“Gula petani harus prioritas dibeli. Gula impor jangan masuk lagi, itu merugikan petani dan pedagang gula dalam negeri,” ujarnya, Kamis (14/8).

Data menyebut, gula petani di RNI dan SGN saat ini mencapai sekitar 104 ribu ton dengan nilai hampir Rp1,5 triliun. Riyono menilai BUMN wajib melakukan penetrasi pasar agar harga tetap terjangkau masyarakat.

Ironisnya, di pasaran justru beredar gula rafinasi impor yang diberi vitamin dan dijual Rp17.500 per kilogram.

“Padahal bahan bakunya impor dibeli Rp10 ribu per kilo. Jelas terlalu mahal dibandingkan gula petani,” tegasnya.

Riyono juga menyoroti pemberitaan terkait maraknya gula rafinasi di pasar rakyat. Menurutnya, hal ini tidak hanya merugikan petani, tapi juga melemahkan daya beli masyarakat.

“Kalau daya beli turun, ekonomi rakyat di bawah akan macet,” ujarnya.

Ia mendesak BUMN segera bergerak cepat menggunakan dana talangan dari Danantara untuk membeli gula petani sesuai HET.

“Jaminan gula ada di gudang pabrik. Kalau pekan ini atau pekan depan belum cair, petani akan sangat kasihan,” pungkasnya. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini