POJOKKATA.COM, MAGETAN – Hasil uji laboratorium memastikan tidak ditemukan adanya bakteri pada sampel makanan yang dikonsumsi oleh 12 siswa SD Negeri 2 Kediren, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.
Sebelumnya, mereka diduga mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ketua Satgas MBG Magetan, Muhtar Wahid, menyebutkan bahwa sumber masalah diduga kuat berasal dari peralatan masak yang kurang higienis.
“Hasil laboratorium memang tidak menemukan bakteri. Jadi dugaan kuat sumbernya dari alat masak,” ungkap Muhtar, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, tim laboratorium merekomendasikan agar peralatan memasak yang digunakan penyedia program MBG memenuhi standar kesehatan.
“Rekomendasinya jelas, alat masak harus disesuaikan dengan standar kesehatan agar tidak menimbulkan kontaminasi,” imbuhnya.
Untuk mencegah kejadian serupa, Pemkab Magetan segera memperkuat pengawasan keamanan pangan dengan mengaktifkan Satuan Tugas (Satgas) Pengawas Program MBG. Satgas ini akan melibatkan lintas bidang, mulai dari kesehatan, pangan, hingga pengawasan lingkungan.
“Satgas sudah ada dan setiap laporan masyarakat terkait dugaan keracunan atau gangguan pangan langsung kami tindaklanjuti serta laporkan ke Kementerian Kesehatan,” terang Muhtar.
Ia menegaskan, pelaksanaan program MBG sejauh ini berjalan baik. Namun, dengan adanya Satgas, pengawasan akan lebih cepat dan terkoordinasi.
“Pelaksanaannya sejauh ini bagus semua. Insyaallah dengan terbentuknya Satgas MBG, masyarakat bisa menyalurkan aduan langsung agar penanganannya lebih cepat,” ujarnya.
Sebelumnya, 12 siswa SDN 2 Kediren mengalami gejala nyeri perut, mual, pusing, dan muntah setelah menyantap menu MBG pada Jumat (17/10). Beruntung, seluruh siswa dapat pulih tanpa perlu menjalani rawat inap.
“Alhamdulillah, semua korban tidak sampai dirawat inap. Kita harap dengan adanya Satgas ini, program MBG bisa berjalan lancar, aman, dan tetap bermanfaat bagi siswa,” pungkas Muhtar. (Gal/PK)



