Reog Ponorogo Resmi Sandang Status Warisan Budaya Dunia UNESCO

0

POJOKKATA.COM, Jakarta – Momen bersejarah bagi Ponorogo akhirnya tiba. Reog Ponorogo resmi menerima Sertifikat Pengakuan Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage/ICH) dari UNESCO dalam seremoni di Museum Nasional Indonesia, Selasa (2/12).

Sertifikat diserahkan langsung kepada Plt Bupati Ponorogo Lisdyarita.

Penghargaan internasional ini menegaskan posisi Reog sebagai mahakarya seni pertunjukan yang memadukan kekuatan simbolik, nilai sejarah, dan tradisi turun-temurun masyarakat Ponorogo.

UNESCO sebelumnya menetapkan Reog Ponorogo sebagai bagian dari ICH bersama kolintang dan kebaya pada sidang ke-19 Komite Antar Pemerintah di Paraguay, 4–5 Desember 2024.

Dalam seremoni itu, Lisdyarita hadir bersama Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi serta perwakilan Sanggar Tari Kawulo Bantarangin.

Pemerintah Indonesia juga mengarsipkan sertifikat bersejarah tersebut di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Bunda Lis–sapaan Lisdyarita–tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Ia menegaskan bahwa pengakuan UNESCO bukan hanya kemenangan Ponorogo, tetapi juga kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia.

“Reog telah menjadi identitas nasional yang harus dijaga dan diwariskan. Terima kasih kepada semua pihak yang berjuang, terutama para seniman yang menjaga napas Reog tetap hidup,” ujarnya.

Judha menambahkan bahwa proses menuju pengakuan dunia tersebut tidak singkat. Pengajuan berlapis mulai pengumpulan dokumen, riset, pembuatan video, penyusunan dossier, sidang verifikasi, hingga presentasi di hadapan UNESCO dilibatkan secara ketat.

“Ini hasil kerja keras bersama—seniman, pemerintah daerah, dan dukungan masyarakat yang tak pernah surut,” jelasnya.

Dari pemerintah pusat, Dirjen Diplomasi Promosi dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Endah TD Retno Astuti, menegaskan bahwa pengakuan UNESCO bukan titik akhir.

“Justru ini awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan budaya harus berjalan lebih kuat,” katanya.

Dengan diterimanya sertifikat ICH UNESCO ini, Reog Ponorogo tak hanya berdiri sebagai kebanggaan daerah, tetapi juga menjadi aset budaya dunia yang membawa mandat untuk terus dijaga, dirawat, dan diteruskan lintas generasi. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini