Mercon Meledak Saat Dirakit, Dua Pelajar Ponorogo Kritis

0

POJOKKATA.COM, Ponorogo – Dentuman keras memecah kesunyian malam di Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Ponorogo, Rabu (28/5) menjelang tengah malam.

Ledakan tersebut sontak menggegerkan warga. Belakangan diketahui, insiden ini diduga kuat akibat aksi iseng lima anak yang meracik mercon untuk diterbangkan bersama balon udara tanpa awak.

Dua dari lima pelajar tersebut harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Harjono Ponorogo dalam kondisi kritis. Mereka adalah Y (14) dan D (14), keduanya warga Kabupaten Ponorogo. Ketiganya lainnya juga mengalami luka, meski tidak separah dua temannya.

Kapolres Ponorogo melalui Kasatreskrim AKP Rudy Hidajanto membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pihak kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi di rumah lokasi ledakan.

“Dari hasil penyelidikan, diketahui ada lima anak yang sedang meracik mercon. Di tengah proses, terjadi ledakan hebat,” ungkap AKP Rudy, Jumat (30/5).

Tak hanya mercon, polisi juga menemukan balon udara tanpa awak beserta beberapa plastik yang diduga akan digunakan untuk membuat balon serupa. Temuan itu menguatkan dugaan bahwa bahan peledak tersebut disiapkan untuk menerbangkan balon udara—tradisi yang kerap muncul saat momen Lebaran atau Idul Adha.

“Informasi awal, mereka memang berencana menerbangkan balon udara tanpa awak yang disertai mercon,” ujar mantan Kasatreskrim Polres Magetan itu.

Namun, pihaknya belum bisa memastikan kapan balon udara itu akan diterbangkan. Apakah saat Idul Adha atau pada momen lainnya. Terlebih, korban yang mengalami luka berat masih belum bisa dimintai keterangan.

Langgeng Widodo, Ketua RT setempat, mengaku baru mengetahui insiden itu sekitar 15 menit setelah ledakan terjadi. Saat ia datang ke lokasi, para korban sudah lebih dulu dibawa ke rumah sakit.

“Saya datang sudah telat. Korban sudah dilarikan ke IGD,” ujarnya, Kamis (29/5).

Langgeng mengaku tak menyangka anak-anak tersebut meracik mercon. Sebab, kesehariannya mereka hanya tampak bermain layangan.

“Biasanya mereka main layangan. Kalau soal petasan, saya enggak tahu,” imbuhnya.

Ia menyebut rumah tempat kejadian dihuni sekitar tujuh orang, termasuk nenek, ibu, dua kakak, dua adik, dan korban sendiri. Salah satu korban luka adalah kakak dari Y dan D yang juga berada di rumah saat kejadian.

Polisi Temukan 17 Mercon, 9 Diamankan di Sungai

Fakta lain terungkap saat polisi menyisir lokasi sekitar ledakan. Dari pengakuan awal, ada 17 mercon yang sudah dirakit oleh anak-anak tersebut. Sembilan di antaranya ditemukan dan diamankan di sebuah sungai dekat lokasi.

“Delapan dalam kondisi aktif siap pakai dan satu masih berupa kertas siap rakit. Sisanya belum ditemukan,” jelas AKP Rudy.

Pihaknya masih terus mendalami kasus ini dan menelusuri kemungkinan lokasi lain yang digunakan untuk menyimpan atau meracik bahan peledak serupa. Kasus ini menjadi pengingat keras akan bahaya bermain petasan, terutama bila melibatkan anak-anak yang belum memahami risiko besar di balik bahan peledak rakitan.

“Masih terus kami selidiki. Termasuk motif dan peran masing-masing anak,” pungkasnya.

Penggunaan mercon atau petasan rakitan tidak hanya melanggar hukum, namun juga membahayakan keselamatan jiwa. Tradisi menerbangkan balon udara hendaknya dilakukan secara bijak dan sesuai aturan demi menghindari kejadian serupa. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini