POJOKKATA.COM, Magetan – Suasana internal di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Magetan memanas. Seorang pegawai kontrak berinisial RR resmi melaporkan kepala dinasnya, Sunarti Condrowati, ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Gubernur Jawa Timur, Bupati Magetan, hingga Inspektorat.
Laporan itu dilayangkan buntut dugaan pencemaran nama baik dan pernyataan yang dianggap merendahkan martabat. RR mengaku dijuluki “Piala Bergilir” dalam forum resmi rapat tenaga kontrak yang digelar 24 Juli 2024 lalu.
“Nama saya disebut dan dikaitkan dengan hubungan pribadi saya dengan tenaga kontrak lain. Bahkan saat saya klarifikasi, beliau (kepala dinas) mengakui mengolok-olok saya agar semua orang tahu. Itu mencemarkan nama baik saya,” ungkap RR, Jumat (22/8/2025).
Tak berhenti di situ, RR menuturkan dirinya juga kerap mendapat tuduhan tak berdasar, termasuk disebut melakukan perbuatan tidak senonoh saat bertugas di Mal Pelayanan Publik (MPP). Bahkan pernah dijuluki “wanita obralan yang haus kasih sayang”.
Merasa tertekan, RR akhirnya memutuskan mengundurkan diri.
“Surat pengunduran diri sudah saya serahkan, tapi belum ada tanggapan,” katanya.
Pihak keluarga RR pun ikut bersuara. Nugroho Yuswo Widodo, ayah RR, menyatakan kekecewaannya dan mendesak kepala dinas meminta maaf secara terbuka.
“Kalau tidak ada respon, saya akan melanjutkan ke jalur hukum,” tegasnya.
Menanggapi laporan tersebut, Kepala DPMPTSP Magetan Sunarti Condrowati membantah tudingan yang diarahkan padanya. Ia menegaskan tak pernah berniat merendahkan bawahannya.
“Tidak ada sedikit pun niatan menuduh atau mengolok-olok staf saya. Mereka saya anggap anak sendiri. Kalau ada yang salah, sebagai pimpinan saya wajib mengingatkan,” ucap Sunarti, Jumat (22/8/2025) petang.
Sunarti juga menyampaikan permintaan maaf bila dalam proses pembinaan ada ucapan yang menyinggung.
“Kami sudah bertemu dengan yang bersangkutan dan orang tuanya. Kalau ada salah dalam membimbing, saya minta maaf,” tambahnya.
Meski demikian, ia menolak tudingan telah menuduh atau menyebutkan istilah merendahkan.
Sunarti juga mengungkap, pihaknya dua kali menawarkan kesempatan PPPK sebagai bentuk penghargaan, namun ditolak. (Gal/PK)