Peringati Hari Santri, Bupati Ponorogo Instruksikan ASN dan Warga Kenakan Busana Santri Selama 9 Hari

0

POJOKKATA.COM, Ponorogo – Suasana religius mulai terasa di Kabupaten Ponorogo menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menginstruksikan seluruh aparatur sipil negara (ASN), tenaga pendidik, pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk mengenakan pakaian ala santri selama sembilan hari, mulai 13 hingga 22 Oktober 2025.

Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Instruksi Bupati Ponorogo Nomor 100.3.4.2/KH/11/405.01.2/2025. Dalam surat itu, ASN laki-laki muslim diminta mengenakan sarung, baju koko, dan kopiah hitam, sedangkan perempuan memakai busana muslimah atau gamis.

Bagi nonmuslim, diserukan agar menyesuaikan dengan tetap menghormati semangat Hari Santri.

“Kami ingin seluruh elemen masyarakat ikut merasakan semangat perjuangan santri. Santri itu berjuang, santri itu berkorban. Dalam sejarah kemerdekaan 17 Agustus maupun Hari Pahlawan 10 November, selalu ada peran besar santri,” ujar Bupati yang akrab disapa Kang Giri itu, Senin (13/10/2025).

Ia menuturkan, tradisi berpakaian ala santri setiap menjelang HSN telah dilakukan sejak empat hingga lima tahun terakhir.

Selain untuk menghormati peran santri dalam sejarah bangsa, kebiasaan itu juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali spirit perjuangan dan kesederhanaan di tengah masyarakat.

“Kita masuk ke ruang-ruang santri agar menggugah semangatnya. Maka kami tandai dengan bersarung bersama. Ini bukan sekadar gaya berpakaian, tapi bentuk penghormatan dan penghayatan nilai perjuangan santri,” imbuhnya.

Kang Giri juga menekankan bahwa peringatan Hari Santri tidak hanya bersifat seremonial.

Ia melihat momentum tersebut sebagai peluang untuk menggerakkan roda ekonomi lokal.

“Ini keren, ekonomi jadi tumbuh karena pedagang sarung dan baju muslim ikut kebanjiran rezeki. Ada kincir ekonomi yang berputar dari kegiatan ini,” jelasnya.

Lebih dari itu, ia menilai Hari Santri juga menjadi simbol penggerak peradaban dan penjaga karakter bangsa. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Ponorogo untuk ikut berpartisipasi mengenakan busana santri selama periode peringatan HSN.

“Tidak hanya ASN, tapi juga siswa, mahasiswa, guru, pedagang, pemilik kafe, warung, bahkan wartawan. Mari bersama-sama gunakan sarung di Hari Santri. Ini bentuk penghormatan kita pada nilai dan perjuangan santri,” tegasnya. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini