POJOKKATA.COM, Ponorogo – Menghadapi potensi banjir tahunan yang kerap melanda di musim penghujan, Pemkab Ponorogo tak mau kecolongan seperti tahun lalu. Berbekal pengalaman bencana banjir pada Desember 2024, serangkaian langkah antisipasi kini dikebut.
Mulai dari normalisasi aliran sungai, pembuatan sudetan, hingga perbaikan tanggul yang sempat jebol. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo Masun mengatakan, langkah itu ditempuh untuk meningkatkan kapasitas tampung sungai terhadap debit air yang meningkat saat hujan deras.
“Kalau intensitas hujan nanti sama seperti tahun lalu, kami harap air sungai tidak lagi meluap,” ujar Masun, Rabu (29/10).
Menurutnya, banjir tahun lalu disebabkan oleh pendangkalan dan penyempitan badan sungai di sejumlah titik. Karena itu, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Ponorogo melakukan pengerukan, pelebaran sungai, serta pembuatan sudetan di beberapa wilayah rawan. “Kami juga membersihkan tumpukan bambu dan kayu yang menyumbat aliran air,” tambahnya.
Masun menyebut, wilayah di Kecamatan Sawoo, Mlarak, Jetis, Siman, dan Ponorogo merupakan langganan banjir akibat luapan Sungai Keyang. Sedangkan, aliran Kali Slahung yang meluber sering memicu banjir di wilayah Bungkal dan Balong. Dari arah barat, potensi banjir juga mengancam sekitar Dam Sungkur, Sukorejo, Desa Kalimalang, hingga sebagian kecil wilayah Jambon.
“Tahun lalu air juga meluap di Kelurahan Mangunsuman, Singosaren, Ronowijayan, dan Tonatan karena sungai di Jimbe tak mampu menampung debit air. Tahun ini sudah dilakukan normalisasi di Kali Keyang, Dam Tambak Kemangi, serta Sungai Ronowijayan. Semoga kejadian serupa tidak terulang,” paparnya.
Selain banjir, BPBD juga menyiagakan tim untuk mengantisipasi tanah longsor dan angin kencang. Enam kecamatan di dataran tinggi seperti Ngebel, Pulung, Pudak, Sawoo, Slahung, dan Ngrayun disebut rawan longsor. “Sementara angin kencang menjadi ancaman di wilayah terbuka,” kata Masun.
Ia mengingatkan kembali insiden pohon tumbang akibat angin dan petir yang sempat menelan korban jiwa. “Hindari berteduh di bawah pohon besar atau dekat bangunan tinggi dan papan reklame saat angin kencang. Itu berbahaya,” tegasnya.
Untuk penanganan cepat, warga diminta segera melapor ke kontak darurat BPBD Ponorogo di nomor 081259752500 atau melalui aparat desa setempat.
“Kami punya petugas di tiap kecamatan yang siap memantau kondisi wilayah,” pungkas Masun. (Gal/PK)



