Tebing Longsor di Pulung Ponorogo, Timbun Rumah dan 7 Kendaraan

0

POJOKKATA.COM, Ponorogo – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Pulung selama hampir empat jam memicu longsor besar di Dukuh Bangunsari, Desa Wagir Kidul, Rabu (19/11/2025) sore.

Tebing setinggi 10 meter dengan panjang 20 meter ambrol tepat pukul 15.54 WIB dan menimpa dua rumah warga serta tujuh kendaraan yang sedang terparkir.

Material longsor tak hanya merusak rumah, tetapi juga menutup total jalan poros desa setinggi lima meter.

Satu pengguna jalan, Nanda Tisya (16), pelajar yang kebetulan melintas sepulang sekolah, ikut tertimpa material dan langsung dilarikan ke RSUD dr. Harjono.

Kalaksa BPBD Ponorogo, Masun, menjelaskan bahwa hujan intensitas sedang hingga lebat sejak pukul 12.30 WIB membuat tebing di belakang rumah warga tak mampu menahan beban air.

“Pemilik rumah mendengar suara gemuruh, lalu mendapati tebing sudah runtuh menimpa rumah mereka,” ujar Masun Rabu malam.

Laporan pertama diterima BPBD sekitar pukul 16.00 WIB dari warga yang melihat longsoran di belakang rumah milik Marjuki, RT 02 RW 01.

Rumah Marjuki tertimbun total, sedangkan rumah milik Jumirin mengalami rusak berat. Empat KK dengan total 11 jiwa terdampak akibat bencana ini.

Selain itu, tiga mobil dan empat sepeda motor ikut tertimbun material.

“Tim sudah melakukan kaji cepat, koordinasi dengan pemerintah desa, dan memberikan imbauan agar warga meningkatkan kewaspadaan karena tanah masih labil dan berpotensi longsor susulan,” kata Masun.

BPBD menyampaikan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat untuk membuka akses jalan serta bantuan logistik untuk warga.

Kebutuhan itu meliputi sembako, terpal, selimut, paket kebersihan, perlengkapan memasak, hingga family kit dan kompor.

“Prioritas kami membuka akses jalan dan memastikan keselamatan warga terdampak. Untuk kerja bakti belum bisa dilakukan karena kondisi masih sangat berbahaya,” tambahnya.

Hingga Rabu sore, petugas masih memasang garis pengamanan dan mengimbau warga sekitar menjauhi lokasi longsor. Lokasi terus dipantau karena intensitas hujan masih tinggi dan struktur tanah dinilai belum stabil. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini