POJOKKATA.COM, Magetan – Kelurahan Bulukerto, Kabupaten Magetan, kini memiliki ikon baru berupa Tugu Kampung Bahasa dan Kampung Kuliner. Tugu yang berada tepat di tengah Kelurahan Bulukerto, tepatnya perempatan Jalan Bromo tersebut diresmikan pada Jumat (12/12/2025) siang, sebagai penanda komitmen Bulukerto dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sekaligus menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Peresmian tugu ini menjadi simbol penguatan program Kampung Bahasa dan Kuliner yang telah berjalan sejak 2023. Program tersebut dirancang untuk mengembangkan kemampuan berbahasa masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah kelurahan.
Lurah Bulukerto, Widya Yusti Atlisiaji, menjelaskan bahwa Kampung Bahasa dan Kuliner dikonsep sebagai pusat pembelajaran yang unik dan berbeda dengan wilayah lain di Magetan. Selain sebagai sarana peningkatan skill berbahasa, program ini juga diharapkan menjadi ikon kelurahan.
“Tujuan kami memaksimalkan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan potensi UMKM, serta meningkatkan kualitas SDM, khususnya keterampilan berbahasa,” ujar Widya.
Program pelatihan bahasa yang dibuka untuk umum ini mencakup empat bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa—termasuk kelas khusus pranatacara—serta Bahasa Arab. Metode pembelajaran menekankan praktik langsung.
“Pendekatan pembelajaran kami 75 persen praktik dan 25 persen teori,” jelasnya.
Menariknya, tenaga pendidik sebagian besar berasal dari warga lokal Kelurahan Bulukerto.
Pilihan kelas pun beragam, mulai dari kelas Bahasa Indonesia untuk jenjang SD, SMP, remaja hingga dewasa umum, kelas pranatacara untuk remaja dan dewasa, Bahasa Jawa untuk anak SD dan SMP, hingga Bahasa Arab untuk remaja dan dewasa.
Seluruh pelatihan bahasa tersebut diberikan secara gratis dan terbuka tidak hanya untuk warga Bulukerto, tetapi juga masyarakat Magetan bahkan dari wilayah lain.
Inovasi Kampung Bahasa Bulukerto semakin kuat dengan kolaborasi sektor kuliner. Sebagai ruang praktik nyata, warga dan pelaku UMKM sepakat menerapkan penggunaan bahasa asing dalam transaksi jual beli di sentra UMKM setiap hari Jumat.
“Setiap Jumat, proses jual beli di sentra UMKM akan menggunakan bahasa-bahasa tersebut secara bergantian,” kata Widya.
Saat ini terdapat sembilan UMKM di sepanjang Jalan Pandan dan Jalan Bromo yang siap menerapkan kebijakan tersebut. Dari total sekitar 18 UMKM yang ada, sembilan di antaranya dinilai paling siap.
Penerapan dilakukan secara bergiliran, misalnya Jumat minggu pertama menggunakan Bahasa Inggris, minggu kedua Bahasa Arab, dan seterusnya. Skema ini diharapkan mampu mengasah kemampuan berbahasa peserta secara nyata dan aplikatif.
“Saya yakin, ketika seseorang punya skill, ia bisa menggunakannya di mana saja. Dan ketika ada pusat ilmu pengetahuan, UMKM pasti ikut berkembang,” imbuh Widya.

Mewakili Bupati Magetan, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yok Sujarwadi, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kelurahan Bulukerto.
“Ini salah satu kelebihan Bulukerto yang berusaha mengembangkan kampung bahasa dan kuliner. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung karena manfaatnya besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Kampung Bahasa dan Kuliner Bulukerto terbuka bagi siapa saja.
“Tidak menutup kemungkinan warga desa lain bisa datang dan belajar di Kelurahan Bulukerto,” pungkasnya.
Ke depan, Kampung Bahasa dan Kuliner Bulukerto diproyeksikan terus berkembang sebagai pusat pembelajaran dasar bagi warga dan pelaku UMKM agar terbiasa menggunakan bahasa asing, sekaligus memperkuat daya saing ekonomi lokal. (Gal/PK)



