POJOKKATA.COM, Magetan – Kebun Buah Srogo kembali dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran luar kelas. Kali ini, agrowisata milik Pemkab Magetan tersebut menerima kunjungan edukatif dari siswa MI Al-Aufi. Kegiatan ini menjadi upaya mengenalkan dunia pertanian sejak usia dini melalui praktik langsung di lapangan.
Kebun Buah Srogo yang berada di Dukuh Kebaran, Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan, merupakan salah satu agrowisata unggulan yang dikelola Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Magetan. Lokasi ini kerap menjadi tujuan outing class pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
Pengelola Kebun Buah Srogo, Janawi, mengatakan kunjungan siswa MI Al-Aufi dikemas dalam paket edukasi pertanian yang cukup lengkap. Para siswa diajak mengenal beragam jenis tanaman buah, teknik pemeliharaan, hingga perbanyakan tanaman.
“Anak-anak hari ini ingin belajar pengenalan tanaman buah, pemeliharaan, dan juga perbanyakan tanaman. Untuk perbanyakan, mereka ingin belajar mencangkok, tetapi karena masih anak-anak, kami lakukan dalam bentuk demonstrasi saja,” ujar Janawi, Selasa (16/12/2025).
Tak hanya itu, siswa juga mendapatkan pengalaman menanam tanaman semusim. Dalam praktik tersebut, pengelola menyediakan bibit tomat yang ditanam di polybag. Hasil tanam itu dapat dibawa pulang oleh siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Edukasi berlanjut ke pengenalan pascapanen secara sederhana. Para siswa diajak mempraktikkan pembuatan jus mangga dari buah yang dipetik langsung di Kebun Buah Srogo. Metode ini dinilai efektif untuk menumbuhkan ketertarikan anak-anak terhadap hasil pertanian.
“Saat ini, Kebun Buah Srogo memiliki sekitar 16 hingga 17 jenis tanaman buah, di antaranya buah naga, jambu kristal, jambu biji, jambu air, belimbing, sawo, kelengkeng, alpukat, dan beberapa jenis buah lainnya,” jelasnya.
Janawi menambahkan, sekolah atau instansi pendidikan yang ingin menggelar kegiatan edukasi di Kebun Buah Srogo dapat mengajukan permohonan resmi melalui Dinas Pertanian. Surat tersebut selanjutnya diteruskan ke UPTD dan pengelola kebun.
“Dalam dua tahun terakhir, tingkat kunjungan ke Kebun Buah Srogo meningkat seiring maraknya program outing class di sekolah-sekolah,” imbuhnya.
Menariknya, hingga saat ini Kebun Buah Srogo belum menerapkan tarif retribusi. Dengan demikian, kegiatan edukasi pertanian di lokasi tersebut masih dapat diikuti secara gratis oleh sekolah maupun instansi pendidikan. (Lak/G.lih)



