Penuh Nostalgia, “Ponorogo Rikolo Semono 2” Sukses Bikin Alun-alun Serasa Zaman Dulu

0

POJOKKATA.COM, Ponorogo – Suasana tempo dulu kembali membungkus Alun-alun Ponorogo selama sepekan terakhir. Event budaya Ponorogo Rikolo Semono 2 resmi ditutup, Selasa (15/7), setelah menyajikan berbagai pertunjukan bernuansa lawas yang memikat hati ribuan pengunjung.

Acara yang berlangsung sejak 9 Juli 2025 itu sukses membangkitkan kenangan masa lalu melalui dekorasi, kuliner jadul, pertunjukan seni, hingga panggung hiburan bergaya retro. Tak hanya menghadirkan nostalgia, “PRS 2” juga menggairahkan ekonomi lokal lewat kehadiran ratusan UMKM yang ikut serta.

Pagelaran wayang climen dengan lakon Sirnane Angkoro Murko menutup rangkaian acara dengan apik. Dalang Ki Setyo Laksono Putro tampil memukau, didampingi bintang tamu seperti Lusi Brahman, Jolang, dan Gareng Pacitan. Penampilan mereka menambah semarak penutupan yang dihadiri langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

“Ponorogo Rikolo Semono bukan sekadar hiburan. Ini adalah cara kita memotret perjalanan panjang peradaban Ponorogo,” ujar Kang Bupati Sugiri.

Ia menyebut, konsep tempo dulu bukan hanya romantisasi masa lampau, melainkan sarana edukasi budaya bagi generasi muda dan penggerak ekonomi kerakyatan.

Tak tanggung-tanggung, sekitar 200 tenant ikut memeriahkan gelaran ini. Mulai dari pedagang barang antik, penjaja jajanan jadul, hingga pelaku kriya lokal. Puluhan stand bernuansa jadul ludes dipesan, sementara 120 stand kekinian terisi hampir penuh.

Kepala Dinas Perdagkum dan UMKM Ponorogo, Ringga Dwi Heri Irawan, menyebut gelaran PRS tahun ini tetap mempertahankan semangat swadaya.

“Tidak satu rupiah pun dari APBD. Semua biaya ditopang sponsor, mulai dari BUMN, perbankan, hingga perusahaan swasta,” jelasnya.

Ringga menambahkan, PRS 2 juga dikaitkan dengan peringatan Hari Koperasi ke-78 dan Hari Bhayangkara ke-79. Berbagai tontonan khas tempo dulu seperti jaran thek, layar tancap, orkes kawak, ketoprak, hingga musik keroncong, membuat warga seperti ditarik ke masa lalu.

“Ini bukan sekadar nostalgia. Tapi juga strategi mendorong ekonomi rakyat dan panggung ekspresi bagi seniman lokal,” tegas Ringga.

Setelah sukses pada edisi perdana tahun lalu, PRS 2025 terbukti semakin matang. Konsep yang dikemas apik dan kolaboratif membuatnya bukan hanya jadi peristiwa budaya, tapi juga kipas angin segar bagi ekonomi Ponorogo. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini