POJOKKATA.COM, Ngawi – Suasana penuh keakraban terasa di Dusun Sukorejo, Desa Banyubiru, Kecamatan Widodaren, Ngawi. Dalam rangka tasyakuran HUT ke-80 Kemerdekaan RI, warga setempat menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon Tumuruning Wahyu Wiji Sejati.
Dalang Agung Budi Dewanto memimpin jalannya pertunjukan yang menjadi pilihan kebersamaan seluruh warga.
Acara tersebut dihadiri Riyono Caping, anggota Komisi IV DPR RI. Ia datang bersama struktur dan aleg dapil Widodaren, Mas Nurkholis, sekaligus menjadi bintang tamu.
Riyono menyebut wayang kulit bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan yang sarat nilai moral.
“Wayang kulit ini menjadi tuntunan dan tontonan yang penuh pelajaran moral bagi bangsa kita. Perlu terus kita dorong agar budaya ini digandrungi anak muda,” papar Riyono.
Pagelaran wayang kali ini benar-benar lahir dari semangat gotong royong. Mulai biaya hingga persiapan ditanggung bersama oleh warga.
“Wayang adalah wujud nilai gotong royong. Dengan tekad kuat, kita bisa terus melestarikan budaya bangsa,” tambahnya.
Momen lucu tercipta saat Riyono dan Nurkholis diajak naik panggung untuk berdialog santai bersama tokoh limbukan. Mereka berbincang soal kondisi bangsa, hingga menyanyikan lagu Caping Gunung.
Dalam kesempatan itu, Riyono menjelaskan makna filosofis nama “Caping” yang melekat pada dirinya. “C itu cepat melakukan advokasi untuk rakyat. A, aktual terhadap kondisi bangsa. P, pinter menyusun aturan berpihak rakyat. I, inisiatif tanpa menunggu laporan. N, neladani moral dan etika. G, gembira dalam tujuan pembangunan untuk membuat rakyat senang, khususnya petani, nelayan, dan peternak,” urainya disambut tepuk tangan penonton.
Riyono menegaskan, pagelaran wayang kulit seperti ini adalah refleksi nyata semangat gotong royong rakyat dalam menjaga soliditas dan kebersamaan.
“Wayangan ini bukti rakyat masih memegang nilai luhur persatuan dalam bingkai budaya,” tutupnya. (Gal/PK)
