POJOKKATA.COM, Jakarta Timur – Sinergi antara legislatif dan mahasiswa kembali diperlihatkan dalam kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kepemudaan yang digelar di Lapangan MT Naudhatus Saadah, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (18/10/2025).
Acara yang diprakarsai oleh Anggota DPRD DKI Jakarta, Andika Wisnuadji, P.S., S.Ars., bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Saintek Muhammadiyah (BEM USM) itu menjadi ruang kolaborasi strategis antara generasi muda dan pemerintah daerah. Tujuannya, memperkuat peran pemuda sebagai mitra aktif dalam pembangunan Jakarta menuju usia ke-500 tahun.
Dalam forum yang menghadirkan dua narasumber berkompeten tersebut, peserta diajak memahami makna substantif dari Perda Kepemudaan serta menggali tantangan generasi muda di tengah derasnya arus transformasi digital dan sosial.
Andika Wisnuadji menegaskan pentingnya memperkuat kapasitas pemuda sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, Jakarta membutuhkan kolaborasi lintas sektor agar kebijakan kepemudaan benar-benar berdampak nyata di masyarakat.
“Kehadiran pemuda dalam ruang kebijakan adalah kebutuhan, bukan pilihan. Mereka agen perubahan yang mampu menghidupkan gagasan dan mengawal arah pembangunan agar tetap berpihak pada rakyat,” ujarnya di hadapan para peserta.
Sosialisasi tersebut juga dikemas dalam bentuk dialog interaktif antara mahasiswa, pemuda, dan DPRD DKI. Sejumlah aspirasi disampaikan, mulai dari pemberdayaan komunitas, partisipasi dalam program pemerintah, hingga tantangan pemuda menghadapi digitalisasi.
Sebagai wujud kontribusi akademik, BEM Universitas Saintek Muhammadiyah menyerahkan Naskah Akademik Kepemudaan kepada Andika Wisnuadji.
Dokumen itu berisi hasil kajian ilmiah mahasiswa tentang optimalisasi implementasi Perda Nomor 2 Tahun 2016 lengkap dengan analisis dan rekomendasi kebijakan yang relevan dengan kondisi sosial saat ini.
Ketua BEM USM, Radityo Satrio, menyebut penyerahan naskah tersebut menjadi simbol komitmen mahasiswa dalam mendukung perbaikan kebijakan publik.
“Gerakan pemuda dan lembaga legislatif harus berjalan beriringan. Kami percaya kolaborasi seperti ini adalah fondasi lahirnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat,” ungkapnya.
Andika dan BEM USM berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut melalui agenda edukatif, advokatif, dan sosial di berbagai wilayah Jakarta. Harapannya, semangat kepemudaan yang kritis dan kolaboratif dapat menjadi motor penggerak pembangunan ibu kota ke depan. (BEMUSM/PK)