POJOKKATA.COM, PONOROGO – Prestasi atlet jujitsu asal Ponorogo, Steefanny Kinky Henandita, mendapat apresiasi langsung dari Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Ponorogo Lisdyarita. Atlet 23 tahun itu menerima bonus dari Pemkab Ponorogo usai meraih medali perunggu pada ajang Southeast Asian Games (SEA Games) XXXIII 2025 di Thailand.
Penghargaan tersebut diserahkan Bunda Lis—sapaan Lisdyarita—saat menerima Steefanny di Pringgitan, Rabu (24/12/2025). Dalam kesempatan itu, Lisdyarita menyampaikan rasa bangga atas capaian Steefanny yang dinilainya telah mengharumkan nama daerah di level internasional.
“Prestasi ini bukan hanya kebanggaan bagi Ponorogo, tetapi juga menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi muda, khususnya pemudi seusianya,” kata Bunda Lis.
Steefanny turun di kelas Woman’s Fighting 52 kilogram dan sukses mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia. Menurut Lisdyarita, capaian tersebut sekaligus membuktikan bahwa pemuda-pemudi Ponorogo memiliki potensi besar untuk berprestasi di tingkat nasional hingga internasional, asalkan mendapat pembinaan dan dukungan yang berkelanjutan.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemkab Ponorogo memberikan bonus tunai sebesar Rp 10 juta. Meski nominalnya tidak besar, Lisdyarita menegaskan bahwa hal itu merupakan wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap atlet berprestasi.
“Jangan dilihat nilainya. Intinya, kami siap mendukung generasi muda Ponorogo untuk bangkit dan berprestasi,” tegasnya.
Bunda Lis juga mengajak induk cabang olahraga, pelatih, hingga masyarakat untuk bersatu padu melahirkan atlet-atlet unggulan di masa depan.
Ia menyebut peran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ponorogo cukup strategis dalam mengelola, membina, serta mengoordinasikan olahraga prestasi.
“Mohon doa dan dukungannya agar semakin banyak atlet hebat Ponorogo yang berprestasi,” ujarnya.
Sementara itu, Steefanny membagikan kisah perjuangannya selama mengikuti SEA Games 2025. Ia mengaku masa pemusatan latihan nasional (training camp/TC) selama tiga bulan terasa terlalu singkat dan memengaruhi kesiapan fisik maupun teknis.
“TC SEA Games kemarin cuma tiga bulan dan itu menurut saya terlalu singkat,” ungkapnya.
Selama TC, Steefanny harus menjalani diet ketat demi menyesuaikan kelas tanding. Dalam waktu tiga minggu, ia melakukan penurunan berat badan hingga 10 kilogram
“Makanan benar-benar dijaga. Gula, minyak, dan tepung tidak boleh sama sekali. Dari 62 kilo turun ke 52 kilo,” jelasnya.
Pada ajang tersebut, Steefanny bertanding tiga kali menghadapi atlet dari Thailand, Vietnam, dan Singapura. Persaingan paling berat datang dari atlet tuan rumah Thailand yang selama ini menjadi rivalnya di kejuaraan Asia dan dunia.
“Yang terberat memang atlet Thailand. Dia rival saya di level Asia dan dunia,” katanya.
Warga Kelurahan Pinggirsari itu mengaku sudah menekuni jujitsu sejak kelas VI SD. Target awalnya adalah medali emas. Namun, persiapan yang mepet membuatnya harus puas di posisi ketiga.
“Saya tetap bersyukur. Ini pertama kali ikut SEA Games dan langsung dapat perunggu,” ujarnya.
Steefanny juga berpesan kepada atlet-atlet muda Ponorogo agar tidak mudah menyerah. Menurutnya, mental pantang menyerah merupakan modal utama menjadi atlet profesional.
“Tetap berlatih serius dan jangan patah semangat. Kalau kalah, bangkit lagi dengan memperbaiki kekurangan,” pesannya.
Ia mengaku merasa terhormat bisa bertemu langsung dengan Plt Bupati Ponorogo dan menerima bonus. Namun, Steefanny berharap dukungan ke depan tidak hanya berupa apresiasi, tetapi juga fasilitas latihan yang memadai.
“Pengurus cabang jujitsu Ponorogo sedang membangun padepokan, progresnya sekitar 50 persen,” pungkasnya. (Gal/PK)



