Bumi Reog Berdzikir, 60 Ribu Pendekar Hitamkan Alun-alun Ponorogo

0

POJOKKATA.COM, PONOROGO – Alun-alun Kabupaten Ponorogo berubah menjadi lautan hitam, Minggu (28/12/2025). Sekitar 60 ribu pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun dari berbagai daerah memadati jantung Kota Reog dalam kegiatan Bumi Reog Berdzikir (BRB) 2025. Sejak pagi, ribuan pesilat merapatkan barisan, menundukkan kepala, dan memanjatkan doa demi keselamatan bangsa.

Kegiatan yang berlangsung pukul 08.00 hingga 12.20 WIB itu mengusung tema Mewujudkan Sinergitas Budaya dan Religi dalam Bingkai Persaudaraan. BRB dipimpin Ketua PSHT Pusat Madiun Cabang Ponorogo Moh. Komarudin.

Sejak pertama digelar pada 2017, BRB menjadi agenda rutin PSHT yang sempat terhenti saat pandemi Covid-19, dan kembali digelar tahun ini dengan skala lebih besar.

Rangkaian dzikir dan doa berlangsung khidmat. Substansi kegiatan menonjolkan nilai religius, persaudaraan, dan penguatan kebangsaan. Aparat memastikan kegiatan berjalan tertib, aman, dan kondusif. Kehadiran puluhan ribu peserta justru memperkuat citra PSHT sebagai cooling system di tengah dinamika sosial.

Sejumlah tokoh nasional dan daerah tampak hadir. Di antaranya Penasehat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Staf Khusus Menko PMK Irjen Pol. R. Ahmad Nurwahid, Plt Bupati Ponorogo Hj. Lisdyarita, Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo, hingga Ketua Umum PSHT Pusat Madiun R.H. Moerdjoko Hadi Wiyono. Jajaran Forkopimda, tokoh agama, pimpinan pesantren, serta pengurus PSHT dari berbagai tingkatan turut membersamai.
Dalam sambutannya, Moh.

Komarudin menyampaikan BRB menjadi ruang doa bersama menjelang pergantian tahun. Selain memohon keselamatan untuk Ponorogo dan Indonesia, peserta juga diajak mendoakan saudara-saudara di Sumatra yang tengah tertimpa bencana.

Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo yang membacakan sambutan Kapolda menegaskan, BRB bukan sekadar seremonial.

“Ini kegiatan spiritual dan sosial yang dalam. Insan pencak silat bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga religius dan berakhlak,” ujarnya.

Ia mengingatkan agar perguruan silat, khususnya PSHT, terus menjadi mitra strategis TNI-Polri dan pemerintah dalam menjaga harkamtibmas serta tidak mudah terprovokasi.

Plt Bupati Ponorogo Hj. Lisdyarita menyebut BRB awalnya digagas sebagai doa bersama menyikapi maraknya bencana.

“Tahun ini menjadi momentum untuk memohon agar Ponorogo senantiasa aman, selamat, dan dijauhkan dari mara bahaya,” katanya mengajak seluruh peserta menjaga ketertiban selama kegiatan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengapresiasi penyelenggaraan BRB. Ia menekankan nilai jiwa ksatria pencak silat harus diwujudkan dengan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Emil juga berharap pencak silat makin mendunia dengan Jawa Timur sebagai motor penggerak.

Ketua Umum PSHT Pusat Madiun R.H. Moerdjoko Hadi Wiyono menegaskan PSHT dibangun di atas persaudaraan yang majemuk. Ia mengungkapkan keluarga besar PSHT telah menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana dengan nilai mencapai sekitar Rp 5 miliar.

“Persaudaraan adalah fondasi utama. Saling mengingatkan dan menjaga marwah organisasi adalah kewajiban,” tegasnya.

Orasi kebangsaan disampaikan Irjen Pol. R. Ahmad Nurwahid dan Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman. Keduanya menekankan pentingnya persatuan, toleransi, dan gotong royong sebagai kekuatan utama bangsa.

Dudung menegaskan Indonesia adalah bangsa besar yang hanya bisa kokoh jika persaudaraan dijaga dalam keberagaman.

Kegiatan ditutup dengan dzikir bersama yang dipimpin KH Ansor M. Rusydi dan doa dari sembilan kiai. Ribuan pendekar larut dalam kekhusyukan, menjadikan Alun-alun Ponorogo bukan sekadar ruang publik, tetapi altar persaudaraan dan kebangsaan. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini