POJOKKATA.COM, MAGETAN – Kasus gagal bayar Koperasi Mitra Sejahtera Indonesia (MSI) di Magetan masih menjadi perhatian publik. Ketua DPRD Magetan, Suratno, menegaskan bahwa pihaknya terus mendampingi kasus tersebut hingga tuntas.
Pernyataan itu disampaikan Kang Ratno — sapaan akrabnya — saat menghadiri peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 di Kabupaten Magetan.
Menurutnya, pendampingan kasus MSI merupakan bentuk tanggung jawab moral sebagai wakil rakyat.
“Ini amanat rakyat. Kita akan terus mengawal kasus MSI hingga tuntas,” tegasnya, Minggu (20/7).
Ia menambahkan, saat ini kasus MSI telah memasuki tahapan audit investigasi oleh kepolisian. Hasil audit tersebut menjadi kunci untuk mengetahui aliran dana dan besaran kerugian para nasabah.
“Kami tinggal menunggu hasil audit dari pihak ketiga yang ditunjuk Polres Magetan. Termasuk siapa peminjam dana, berapa nominal kerugian, dan kemana uang itu mengalir,” jelasnya.
Kasus gagal bayar yang mencuat sejak awal April 2025 ini menyeret lebih dari 3.000 nasabah. Mereka tidak bisa menarik tabungan maupun deposito. Tak sedikit dari mereka yang mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Sementara, total kerugian diperkirakan mencapai Rp7 miliar, bahkan ada yang menyebut hingga Rp77 miliar.
Sebelumnya, Polres Magetan telah membuka posko pengaduan dan mulai memfasilitasi proses hukum, sementara Pemkab Magetan juga menggandeng auditor independen untuk mengungkap kondisi keuangan koperasi.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Ratno juga mengapresiasi langkah Komisi II DPRD Magetan yang telah melakukan hearing dengan berbagai pihak, termasuk pengurus MSI dan dinas terkait. Menurutnya, sinergi antar lembaga menjadi kunci penyelesaian kasus ini.
“Langkah konkret sudah diambil Komisi II. Hearing sudah dilakukan. Tinggal menunggu kejelasan dan langkah berikutnya,” imbuhnya.
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di Magetan. Untuk itu, ia berkomitmen menyampaikan hasil temuan kepada Bupati dan meminta adanya penguatan pengawasan terhadap koperasi-koperasi yang beroperasi di wilayah Magetan.
“Ini menyangkut nasib saudara-saudara kita. Kami akan sampaikan juga ke Ibu Bupati agar ada langkah pencegahan ke depan,” pungkasnya. (Gal/PK)