POJOKKATA.COM, Magetan – Aksi warga menanam pohon pisang di tengah jalan menuju makam leluhur Eyang Ronggo Galih di lereng Gunung Lawu, Desa Durenan, Kecamatan Sidorejo, Magetan, akhirnya mendapat perhatian cepat dari Pemkab Magetan.
Tak butuh waktu lama, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Magetan langsung turun tangan melakukan perbaikan sementara.
Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Dinas PUPR diterjunkan ke lokasi pada Minggu (5/10/2025) sore, beberapa jam setelah aksi protes warga ramai. Mereka langsung melakukan penambalan lubang (tambal sulam) dan penyemiran di sejumlah titik jalan yang rusak parah.
“Hari Minggu kemarin sudah ditangani oleh URC,” ujar Kepala Dinas PUPR Magetan, Muhtar Wahid, Senin (6/10/2025).
Sebelumnya, warga menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk kekecewaan karena ruas jalan penghubung antara Desa Durenan, Kecamatan Sidorejo, dan Desa Nitikan, Kecamatan Plaosan, dibiarkan rusak selama lebih dari satu tahun.
Jalan ini merupakan akses utama warga serta jalur menuju situs budaya Makam Eyang Ronggo Galih.
Kondisi jalan yang penuh lubang kerap membahayakan pengguna jalan. Tak jarang, pengendara motor—terutama pelajar—terjatuh karena terperosok di ruas jalan yang rusak.
Menanggapi hal tersebut, Plt Camat Sidorejo, Eko Budiono, menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kepedulian warga terhadap kondisi infrastruktur di wilayahnya.
“Pemkab Magetan berterima kasih atas atensi warga. Jalan itu sudah langsung diperbaiki oleh Dinas PUPR, walau masih sebatas tambal sulam dan penyemiran,” terang Eko, yang juga menjabat sebagai Kabid IKP Dinas Kominfo Magetan.
Eko menambahkan, berdasarkan informasi dari Dinas PUPR, jalan tersebut sudah masuk dalam daftar proyek rehabilitasi tahun ini.
“Pada prinsipnya, jalan ini memang sudah dijadwalkan mendapat rehab, tinggal menunggu giliran pelaksanaannya,” jelasnya.
Ia berharap momentum Hari Jadi ke-350 Kabupaten Magetan menjadi semangat baru bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Apalagi ini jalan utama antar desa dan antar kecamatan, sekaligus akses menuju cagar budaya leluhur Magetan,” pungkasnya. (Gal/PK)