POJOKKATA.COM, PONOROGO – Polres Ponorogo kembali mengultimatum warga agar tidak menerbangkan balon udara tanpa awak dan menyalakan petasan. Tradisi yang dianggap biasa ini ternyata membawa ancaman besar.
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas siapa pun yang masih nekat melanggar aturan. “Akan kami tindak tegas sesuai aturan berlaku. Karena memang membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain,” ujar Andin, Kamis (6/3).
Ancaman dari balon udara liar dan petasan bukan isapan jempol. Sejarah mencatat, sudah ada beberapa insiden tragis yang terjadi di Ponorogo akibat dua hal tersebut.
Pada 2020, sebuah petasan meledak di Kecamatan Jambon, menewaskan satu orang. Setahun kemudian, dua orang meninggal dunia akibat ledakan petasan di Kecamatan Sukorejo. Tak berhenti di situ, tahun lalu, balon udara tanpa awak kembali memakan korban. Satu orang meninggal dunia, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Melihat rentetan peristiwa tersebut, Polres Ponorogo tak ingin kecolongan lagi. “Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Ponorogo jangan ada yang menerbangkan balon udara,” tegas Andin.
Bukan hanya balon udara, petasan juga menjadi perhatian serius. Andin menegaskan bahwa masyarakat yang kedapatan bermain petasan akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Mantan Waka Polres Berau Polda Kaltim itu juga mengingatkan agar bulan Ramadan digunakan untuk ibadah dengan khusyuk, bukan justru diisi dengan aktivitas berbahaya. “Jangan ada lagi yang menerbangkan balon udara maupun petasan,” tambahnya.
Bagi siapa pun yang masih nekat, ancaman hukuman sudah menanti. Bermain petasan bisa dijerat dengan UU Darurat RI No. 12 Tahun 1951 dengan hukuman hingga puluhan tahun penjara. Sementara itu, menerbangkan balon udara liar bisa dikenakan Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
“Tentu kami tidak akan segan kepada para pelaku. Siapa pun orangnya, kami tidak tebang pilih,” pungkas Andin.
Polres Ponorogo berharap, peringatan ini bisa menjadi alarm bagi masyarakat agar tak lagi bermain-main dengan tradisi yang berisiko tinggi. (Gal/PK)