Perjalanan ITB Kembangkan Desa Wisata B2 Jaya di Magetan

0

POJOKKATA.COM, Magetan – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB intensif mendampingi desa wisata yang ada di kawasan Gunung Blego-Bukit Bungkuk (B2), Kabupaten Magetan.

Diantaranya meliputi, Desa Ngunut, Trosono, Sayutan, dan Bungkuk.

Pendampingan ini dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki dan membantu proses percepatan pembangunan kawasan wisata.

Abadi Raksapati, Tim Perencanaan dari P-P2Par ITB mengatakan, kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Berkualitas (Quality Tourism) di Kawasan Gunung Blego-Bukit Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan telah berlangsung selama dua tahun (periode Tahun 2021-2022) dan didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan.

“Ini berawal inisiatif dari para kepala desa yang datang ke ITB, yang ingin mengembangkan pariwisata di kawasannya,” ungkap Abadi Raksapati, Kamis (16/11/2023) saat ditemui.

Pada tahun pertama, pihak ITB langsung melakukan studi dan pemetaan di kawasan ini. Selanjutnya pada tahun kedua dilakukan program kegiatan yang bisa dieksekusi oleh Pokdarwis desa.

“Salah satunya meningkatkan kelembagaan dalam Pokdarwis, memberikan wawasan terkait pengelolaan desa wisata, pembinaan Home Stay, pemanduan pariwisata, penyusunan paket wisata dan lainya,” kata Abe sapaan akrab dari Abadi Raksapati.

Pokdarwis didampingi untuk membuat rencana kerja, dan penyusunan paket wisata. Saat ini setiap desa telah memiliki paket wisata, tinggal bagaimana Pokdarwis desa wisata menjalankan dan mengembangkannya.

Abe menambahkan, ITB selama ini bekerjasama dengan Kementrian Desa dalam percepatan pengembangan desa-desa dengan karakter 3T, diantaranya terluar, tertinggal, dan terpencil.

“Tidak hanya untuk pariwisata saja, selama ada keilmuannya di ITB akan kita bantu,” jelasnya.

Menurutnya, untuk mejadi desa wisata yang utama dibutuhkan adalah kemauan dari warga masyarakatnya. Potensi alam, budaya dan daya tarik wisata itu nomor sekian.

“Kalau masyarakatnya semangat, apapun bisa menjadi daya tarik. Apalagi di kawasan B2 Jaya Pemdes dan Pemda nya juga ikut mendukung aktifitas ini, dan tidak setiap daerah melakukan itu,” ujarnya.

Sebagai rangkaian kegiatan Quality Tourism, sebanyak 20 orang anggota Pokdarwis desa juga di ajak untuk menyelenggarakan studi lapangan selama dua hari satu malam ke Desa Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

“Di Nglanggeran salah satu desa wisata terbaik di dunia, diharapkan teman-teman dari B2 Jaya bisa mengambil pelajaran bagaimana mengelola pariwisata yang baik, dan bagaimana proses mereka menjadi desa wisata yang diakui,” pungkas Abe.

Selain itu, Pokdarwis B2 Jaya juga diajak untuk melakukan studi banding ke desa wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta, selama dua hari satu malam, tepatnya 14-15 November 2023.

Kegiatan itu difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB.

Studi banding ini diikuti oleh peserta antara lain perwakilan Pokdarwis B2 Jaya, perwakilan Pemdes dan perwakilan Disparbud Magetan, semua sejumlah 20 orang.

Menurut, Tim Perencanaan dari P-P2Par ITB, Abadi Raksapati, studi banding dapat memberikan wawasan dan pengalaman terkait pengembangan desa wisata.

“Nglanggeran salah satu desa wisata yang diakui dunia, diharapkan teman-teman dari B2 Jaya bisa mengambil pelajaran bagaimana mengelola pariwisata yang baik, dan bagaimana proses mereka menjadi desa wisata yang diakui,” terangnya.

Diharapkan studi banding ini dapat meningkatkan SDM pengelola rintisan desa wisata, juga mendukung pengembangan SDM Pokdarwis agar lebih produktif.

“Karena mereka sering mengeluh infrastruktur kurang, kelembagaan kurang. Karena setiap desa wisata itu memerlukan proses,” ujar Abe sapaan akrab Abadi Raksapati.

Dalam kunjungan studi banding di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran Patuk Gunungkidul rombongan dipandu oleh Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran, dan mengunjungi beberapa spot unggulan di sana.

Selain melakukan soft treking ke gunung api purba Nglanggeran, rombongan juga mengunjungi kandang kambing etawa dan edukasi olahan dodol kakao sebagai bagian dari manajemen pengelolaan paket wisata tidak ketinggalan juga rombongan mengunjungi area Embung Nglanggeran yang menjadi spot unggulan untuk berfoto ria.

Sepulang studi banding pun, tim dari ITB juga mengelar FGD Evaluasi, apa yang di dapat dari Studi Lapangan ke Desa Wisata Nglanggeran, Kamis (16/11).

“Semoga kegiatan kemaren dapat menambah wawasan terkait desa wisata, untuk menjadi langkah dasar untuk memperkuat kelembagaan Pokdarwis,” pungkas Abe.

Ke depannya, pengembangan desa wisata di Kawasan B2 Jaya diharapkan dapat berjalan dengan terpadu sesuai perencanaan. Dukungan berbagai pihak dibutuhkan untuk mewujudkan satu kesatuan destinasi pariwisata yang berdaya saing sebagai magnet pertumbuhan di bagian selatan Magetan. Faktor penentu keberhasilan berada di tangan masyarakat dan pemerintah desa yang harus selalu bergerak secara konsisten, tidak hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga sumber daya manusianya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini