POJOKKATA.COM, Magetan – Pilkada Magetan, Jawa Timur 2024, menjadi sorotan publik dengan munculnya nama yang tak lazim dalam kancah politik lokal: Ida Yuhana Ulfa. Siapa sebenarnya Ida Ulfa Yuhana, atau akrab disapa Mbak Ida?
Sebagai seorang yang memiliki akar kuat dalam dunia pendidikan, Ida Yuhana Ulfa memiliki perjalanan hidup yang penuh perjuangan dan pengabdian. Berusia 43 tahun, Ida bukanlah sosok yang asing dalam masyarakat Magetan. Sebelum terjun ke dunia politik, Ida telah mengabdi hampir dua dekade sebagai guru, bahkan menjabat sebagai Kepala SMK Roudlotul Huda Magetan.
Pada 21 April 2024, tepat di Hari Kartini yang merupakan hari perempuan, Ida Yuhana Ulfa menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pilkada Magetan. Keputusannya ini bukan tanpa pertimbangan matang. “Semua sudah dihitung, termasuk soal status saya sebagai ASN. Ya, seriuslah. Soal kendaraan dan koalisi, kita tunggu karena masih ada waktu,” ungkapnya.
Mbak Ida, demikian ia biasa dipanggil, bukan hanya seorang guru dan istri dari pengasuh pondok pesantren Roudlotul Huda, namun juga seorang aktivis dan pemimpin yang peduli terhadap isu-isu perempuan. Sebagai wakil perempuan, ia berkomitmen untuk memperjuangkan kemandirian perempuan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Dalam perjalanannya, Ida Yuhana Ulfa tidak hanya terpaku pada dunia pendidikan. Sebelumnya, ia pernah menjajal profesi sebagai wartawan di Surabaya selama dua tahun sebelum memilih pulang kampung dan menekuni profesi guru.
“Ini karena background saya sebagai aktivis sejak mahasiswa,” ungkapnya, mengisyaratkan bahwa tekadnya untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat telah tertanam sejak lama.
Munculnya namanya dalam Pilkada Magetan bukanlah tanpa alasan. Ida Yuhana Ulfa didorong oleh dorongan para Masyayikh NU di Magetan yang menginginkan kehadiran kader NU dalam kancah politik lokal. Dengan segala kesadaran dan kesiapan, Ida Yuhana Ulfa menawarkan dirinya sebagai alternatif baru dalam peta kepemimpinan daerah.
Sosok seperti Ida Yuhana Ulfa menjadi inspirasi bagi banyak perempuan, tidak hanya di Magetan tetapi juga di berbagai tempat, bahwa seorang perempuan dapat menjadi agen perubahan yang signifikan di tengah masyarakat. Dengan latar belakangnya yang kuat dalam pendidikan dan pengabdian, harapan besar pun mengiringi langkahnya dalam mengemban amanah menjadi pemimpin yang mampu membangun dan mensejahterakan masyarakat.