POJOKKATA.COM, Magetan – Tikno, seorang tokoh berpengaruh asal Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, tengah mencuri perhatian publik. Dikenal dengan julukan Mbah Tik atau Kang Tik, ia telah mengabdikan hidupnya untuk masyarakat dalam berbagai peran, dan kini mencalonkan diri sebagai Bupati Magetan melalui Partai PDI Perjuangan dan Partai Demokrat.
Tikno lahir pada 26 September 1965 di Desa Sidomukti. Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada tahun 1986, ia langsung merantau ke Kalimantan Timur (Kaltim). Di sana, ia mengabdi sebagai guru di Kabupaten Berau hingga tahun 1994. Selama di perantauan, Tikno dikenal inovatif dan berani, mengajarkan anak-anak muda membaca Al-Quran, silat PSHT, serta budaya mocopatan. Ia bahkan berhasil mendapatkan sebidang tanah seluas 7000 meter persegi dari kepala suku setempat untuk membangun mushola, yang kemudian berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.
Pada tahun 1994, Tikno pindah ke Jakarta hingga tahun 1998, saat gelombang reformasi melanda Indonesia. Kembali ke kampung halaman, Tikno bertekad membangun Desa Sidomukti dan berhasil terpilih sebagai Kepala Desa selama dua periode, dari tahun 1999 hingga 2013. Kepemimpinannya yang inspiratif dan penuh terobosan mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat.
Setelah masa jabatannya sebagai Kepala Desa berakhir, Tikno tidak berhenti berkontribusi. Ia mendirikan usaha batik dengan nama Batik Pring Sedapur dan terpilih sebagai anggota DPRD Magetan pada tahun 2019. Jabatan ini diembannya hingga 2024, di mana ia kembali mengincar posisi yang lebih tinggi untuk membawa perubahan signifikan di Magetan.
Dukungan masyarakat terhadap Tikno sangat besar, terbukti saat ia mendaftar sebagai calon Bupati/Wakil Bupati. Ribuan pendukung siap mengantarnya, menunjukkan betapa besar harapan mereka terhadap kepemimpinannya.
Sahabat Tikno, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menggambarkan sosoknya sebagai seorang yang cerdas, pemberani, dan penuh inisiatif. Pengalaman Tikno selama di perantauan menjadi bukti kemampuannya memimpin dan berinovasi di berbagai bidang, dari pendidikan hingga keagamaan.
“Orang Dayak dan berbagai etnis di Berau sampai terbengong-bengong melihat keberanian dan kecerdasan Tikno,” ujar sang sahabat. Tikno berhasil mengumpulkan bahan bangunan dalam semalam untuk membangun mushola, yang kemudian menjadi pusat pendidikan Islam di daerah tersebut.
Selain itu, Tikno juga dikenal sebagai pelopor pesta perkawinan dengan pelaminan di Kalimantan, membawa sentuhan budaya khas Jawa ke tanah rantau. Keberhasilannya memimpin dan menginspirasi masyarakat Berau menjadikannya sosok yang dihormati dan dikenang hingga kini.
Dengan dukungan luas dari masyarakat, Tikno kini siap mengabdikan dirinya sebagai Bupati Magetan. “Insya Allah, jika masyarakat memilihnya, kita dapat berharap banyak adanya perbaikan signifikan di daerah kita,” tutup sahabatnya dengan penuh harapan.
Perjalanan panjang Tikno dari Desa Sidmukti hingga kancah politik tingkat kabupaten menunjukkan dedikasi dan semangatnya untuk membawa perubahan. Dukungan dari berbagai kalangan dan kisah inspirasional dari masa lalunya memberikan harapan besar bagi masa depan Magetan di bawah kepemimpinannya.