POJOKKATA.COM, Ponorogo – Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor dan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, dalam kolaborasinya dengan Tular Nalar Mafindo dan Japelidi, menyelenggarakan Sekolah Kebangsaan di Aula SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada hari Senin (12/8/2024).
Acara ini merupakan bagian dari upaya peningkatan literasi digital dan pengenalan anti-hoaks bagi pemilih pemula, terutama dalam menghadapi Pemilihan Umum 2024.
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa generasi Z, yang berjumlah sekitar 46,8 juta pemilih, akan memainkan peran penting dalam Pemilu 2024, mewakili 22,85% dari total daftar pemilih tetap (DPT). Sementara itu, laporan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 terjadi 2.330 hoaks, dengan 1.292 di antaranya terkait politik. Angka tersebut menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan Pemilu 2019.
Pelatihan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 dirancang untuk membantu generasi muda, terutama pemilih pemula, agar lebih peka terhadap ancaman hoaks politik yang marak menjelang pemilukada. Kegiatan ini diikuti oleh 100 siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo dan dibuka oleh Kepala Sekolah Sugeng Riadi, M.Pd.
“Kegiatan ini sangat penting untuk memberikan bekal bagi siswa-siswi pemilih pemula dalam menghadapi pemilukada yang akan datang. Kami berharap mereka dapat menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan tidak terjebak dalam berita palsu yang menyesatkan,” ujar Sugeng Riadi dalam sambutannya.
Pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Yola Novita, salah satu peserta, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan menyenangkan, serta membuatnya lebih paham tentang pemilu dan cara mengenali berita hoaks.
Peserta lain, Isma, menambahkan bahwa pelatihan ini memperkuat pemahaman mereka tentang hoaks dan pentingnya berpikir kritis.
Metode Pelatihan dan Tujuan
Pelatihan ini menggunakan metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP) untuk memudahkan penyampaian materi kepada peserta. Dengan 100 peserta yang dibagi ke dalam 10 kelompok, setiap kelompok didampingi oleh seorang fasilitator. Pelatihan ini mencakup empat segmen utama: Pilkada Serentak, Demokrasi, Pengindraan Hoaks, dan Waspada Sanksi.
Peserta diajak untuk berpikir kritis dalam menerima informasi dan mengenali potensi pengacauan informasi, terutama terkait Pemilu 2024. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemilih pemula dari Generasi Z tidak hanya mampu mengenali, tetapi juga mampu bertindak tegas dalam menghadapi banjir informasi, termasuk hoaks.
Tular Nalar Mafindo: Upaya Literasi Digital
Tular Nalar, program literasi digital yang diinisiasi oleh Mafindo dengan dukungan Google.org dan mitra pelaksana Love Frankie, berfokus pada peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.
Program ini telah berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir, terutama dalam melibatkan pemilih pemula dan kelompok rentan lainnya.
Mafindo sendiri adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak 2016, dengan lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. Mafindo aktif dalam berbagai bidang, termasuk pencegahan hoaks, edukasi publik, dan pengembangan teknologi anti-hoaks, dengan tujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih tanggap dan tangguh dalam menghadapi tantangan informasi digital. (Gal)