POJOKKATA.COM, Magetan – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantui para peternak di Magetan. Di Desa Kedungguwo, Kecamatan Sukomoro, puluhan sapi dilaporkan mati akibat penyakit tersebut. Para peternak mengeluhkan kondisi ini, meski telah melakukan vaksinasi.
Salah satu peternak, Rohman, mengaku kehilangan dua ekor sapi dalam dua hari terakhir.
“Kemarin induknya yang berusia 10 tahun mati, tadi pagi anaknya yang berusia dua bulan juga mati. Akhirnya kami kubur. Tidak mau makan karena mulutnya seperti sariawan, terus kakinya juga ada luka,” ujarnya, Minggu (29/12).
Rohman menambahkan, dua induk sapinya telah menerima vaksinasi PMK sebanyak tiga kali. Namun, salah satu induk tetap mati, sementara satu induk lainnya dan seekor anak sapi berusia tujuh bulan kini sakit.
“Sudah disuntik tiga kali, biayanya Rp 100 ribu per suntik. Semoga yang masih sakit ini bisa bertahan,” tuturnya.
Kepala Desa Kedungguwo, Noor Hayati, membenarkan bahwa lebih dari 30 sapi di desanya mati dengan gejala serupa. Gejala yang terlihat meliputi kesulitan makan, mulut berlendir, dan tubuh yang semakin lemas.
“Untuk penyebab pastinya saya belum tahu, tapi ini sudah kami laporkan ke Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan,” jelasnya.
Namun, laporan dari Disnakkan Magetan berbeda. Kepala Disnakkan Magetan, Nur Haryani, menyebutkan bahwa gejala PMK kali ini tergolong ringan. Ia menduga cuaca ekstrem menjadi salah satu faktor yang memperparah kondisi ternak dan menyebabkan kematian.
“Terakhir kami terima laporan ada enam sapi yang mati dari peternak mandiri di Kedungguwo. Gejala PMK saat ini tidak seekstrem dulu, banyak yang bisa sembuh,” ungkapnya.
Nur Haryani mengimbau para peternak untuk terus memantau kesehatan ternaknya dan segera melaporkan jika ada gejala yang mencurigakan. “Kami siap membantu memberikan pendampingan,” tambahnya.
Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini diduga menjadi pemicu kematian ternak di Magetan. Suhu yang tidak menentu dan curah hujan yang tinggi membuat daya tahan tubuh sapi menurun.
Disnakkan meminta peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan bergizi agar sapi tetap sehat. Wabah PMK sebelumnya sempat meluas di Magetan pada tahun lalu, namun berhasil terkendali setelah vaksinasi massal dilakukan.
Kini, para peternak berharap pemerintah dapat memberikan solusi cepat agar kerugian tidak semakin besar. “Kalau dibiarkan, kami tidak tahu lagi harus bagaimana. Semua ternak adalah sumber penghidupan kami,” ujar Rohman.
Pemerintah Kabupaten Magetan diharapkan segera mengambil langkah sigap untuk mengatasi wabah PMK yang kembali meresahkan ini. (Gal)