Wabah PMK Hantui Jawa Timur, Riyono: Kementan Harus Bertindak

0

POJOKKATA.COM, Magetan – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantui peternak di berbagai wilayah, termasuk di Magetan. Riyono, anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi peternakan, menerima banyak aduan dari peternak terkait sapi-sapi mereka yang tiba-tiba sakit, tidak mau makan, hingga akhirnya mati.

“Kado akhir tahun yang kurang mengenakkan bagi peternak. PMK kembali merebak dan mengakibatkan kerugian besar,” ujar Riyono.

Di Desa Kedung Guwo, Kecamatan Sukomoro, laporan menyebutkan lebih dari 30 ekor sapi mati akibat PMK. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, sementara sekitar 60 ekor sapi lainnya dilaporkan sakit. Pemerintah daerah dan DPRD setempat kini bergerak cepat melakukan mitigasi untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Riyono bahkan turun langsung ke Kecamatan Plaosan, salah satu sentra peternakan sapi perah.

“Kampung susu di Plaosan juga terdampak. Banyak sapi perah yang terkena PMK,” katanya.

Menurut Riyono, PMK berdampak paling berat bagi peternak kecil. Sapi yang selama ini menjadi “rojo koyo” atau tabungan keluarga kecil kini hilang begitu saja. “Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga masa depan pendidikan anak-anak mereka yang terancam karena hilangnya sumber pendapatan,” tegas Riyono.

Ia mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) serta dinas peternakan di tingkat provinsi dan kabupaten untuk segera bergerak cepat. “Vaksinasi massal harus dilakukan secepat mungkin. Data peternak yang kehilangan sapi juga perlu dihimpun agar mereka bisa mendapatkan ganti rugi dari APBN,” tambah politisi asal Magetan itu.

Sebagai salah satu sentra ternak nasional, Jawa Timur harus segera melakukan langkah konkret agar tidak terjadi defisit daging akibat banyaknya sapi yang mati. Riyono juga mengajak peternak dan pemerintah daerah untuk terus aktif dalam penanggulangan PMK.

“Pasar ternak mulai sepi. Ini tanda bahwa PMK menjadi ancaman serius. Jangan sampai kerugian peternak semakin membesar,” katanya.

Ia menegaskan bahwa percepatan vaksinasi dan langkah mitigasi sangat penting untuk mencegah penyebaran PMK lebih lanjut.

“Mari kita bersama-sama menjaga peternakan kita. Jangan tunggu sampai dampaknya semakin meluas,” pungkas Riyono. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini