Belum Ada Susu di Program Makan Bergizi Gratis di Magetan

0

POJOKKATA.COM, Magetan – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Magetan mulai berjalan sejak awal pekan ini. Namun, dari pelaksanaan hari pertama hingga kedua, belum ditemukan susu sebagai pelengkap gizi pada menu yang disajikan untuk siswa tingkat PAUD hingga SMK sederajat.

Pantauan di lapangan, Selasa (7/1/2025), sebanyak 2.913 siswa dari 19 lembaga pendidikan mendapatkan jatah makan bergizi gratis yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum. Saat ini, Kabupaten Magetan baru memiliki satu titik SPPG yang berlokasi di Kelurahan Tambran.

Di SD Tambran, menu makan bergizi untuk 45 siswa yang dibagikan pada hari kedua juga belum menyertakan susu. Meski demikian, komposisi makanan yang disajikan menunjukkan variasi pada sayur dan buah dibandingkan hari sebelumnya.

Dandim 0804/Magetan Letkol Inf. Hasan Dasuki memastikan bahwa seluruh menu yang disajikan dalam program MBG telah memenuhi kebutuhan gizi harian anak. Namun, terkait tidak adanya susu dalam menu, ia mengaku belum menerima arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.

“Belum, belum ada arahan lebih lanjut soal itu dari pusat,” ujar Hasan.

Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan, Thonie Ivan Prasetyo, menegaskan bahwa ketiadaan susu dalam program MBG bukan hal baru. Menurutnya, anjuran dari pusat adalah menggunakan susu ultra-high temperature (UHT) karena daya tahan susu pasteurisasi hanya lima jam.

“Melihat perkembangan di pusat maupun provinsi, pada acara-acara resmi memang belum berani menggunakan susu pasteurisasi. Maka, kami menyarankan untuk MBG ini menggunakan susu UHT,” jelas Thonie, Selasa (6/1/2025).

Produksi susu dari kantong-kantong sapi perah di Magetan sejatinya sudah berjalan. Susu tersebut dikirim ke industri pengolahan susu (IPS), salah satunya untuk diolah menjadi susu UHT. Namun, fasilitas pengolahan susu UHT di Kabupaten Magetan sendiri masih belum tersedia.

“Fasilitas pengolahan susu UHT di Magetan belum ada. Untuk pasteurisasi, sudah ada dua titik,” imbuh Thonie.

Ia menduga, ketiadaan fasilitas pengolahan susu UHT di Magetan menjadi salah satu penyebab tidak adanya susu dalam menu MBG hingga saat ini.

Program MBG yang diharapkan dapat menjadi solusi peningkatan gizi siswa di Magetan masih memiliki tantangan besar dalam melengkapi kebutuhan gizi harian, terutama dari asupan susu. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini