POJOKKATA.COM, Ponorogo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo terus mengintensifkan upaya menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan prevalensi stunting. Melalui penguatan koordinasi lintas sektor, Pemkab berkomitmen meningkatkan standar layanan kesehatan demi mewujudkan generasi yang lebih berkualitas.
Sebagai salah satu langkah konkret, Dinas Kesehatan Ponorogo menggelar pertemuan bersama seluruh puskesmas, klinik, dan rumah sakit di wilayah tersebut, Kamis (23/1/2025), di Hall Hotel Gajah Mada Ponorogo.
Dalam acara tersebut, turut dihadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Cicik Swi Antika, yang menyampaikan materi terkait penguatan layanan kesehatan ibu dan anak.
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, mengungkapkan bahwa meskipun terdapat kemajuan, tantangan masih ada. Pada 2024, tercatat 11 kasus AKI dan 121 kasus AKB di Ponorogo. Namun, prevalensi stunting berhasil turun dari 9,3 persen pada 2023 menjadi 8 persen di tahun 2024.
“Tujuan utama pertemuan ini adalah memperkuat koordinasi dan komitmen bersama dalam menekan AKI, AKB, serta prevalensi stunting di Ponorogo,” jelas Dyah Ayu dalam laporannya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, atau yang akrab disapa Kang Bupati, menekankan pentingnya pemantauan dini dan penanganan intensif terhadap ibu hamil. Menurutnya, deteksi dini dapat menjadi kunci untuk menekan angka kematian serta mencegah stunting.
“Penting sekali ada deteksi dini dan penanganan sejak awal. Saya ingin semua ibu hamil terpantau secara detail, by name by address,” tegas Kang Bupati.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan layanan kesehatan yang terintegrasi dan terstandarisasi.
“Ibu dan anak-anak kita yang lahir harus sehat, baik fisik maupun mentalnya. Ini kunci untuk menyiapkan generasi yang lebih berkualitas,” tambahnya. (Gal/PK)