POJOKKATA.COM, Ponorogo – Suasana hikmat menyelimuti halaman Pendopo Kabupaten Ponorogo, Kamis (27/3/2025) malam. Ribuan warga berbondong-bondong menghadiri pengajian akbar bersama KH Ahmad Kautsar (Gus Kautsar).
Tak hanya masyarakat, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Lisdyarita pun turut hadir, menyatu dengan jamaah dalam momen penuh berkah ini.
Dengan gaya khasnya, Kang Bupati Sugiri mengajak warga menjadikan Ramadhan sebagai momentum memperbanyak amal dan introspeksi diri.
“Bulan suci ini adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri, mendekatkan hati kepada Allah, dan memperbanyak ibadah. Apalagi malam ini kita mendapat siraman rohani dari ulama besar, Gus Kautsar,” ujar Sugiri.
Wakil Bupati Lisdyarita tampak setia mendampingi, menyapa warga dengan senyum ramah. Kehangatan keduanya menambah suasana akrab di tengah kerumunan jamaah yang datang dari berbagai penjuru Ponorogo.
Dalam tausiyahnya, Gus Kautsar mengingatkan betapa besarnya keberkahan Ramadhan. Ia menegaskan bahwa bulan ini adalah waktu terbaik untuk mendulang pahala dan menghapus dosa.
“Di bulan ini, Allah sedang baik-baiknya. Setiap doa yang dipanjatkan akan dikabulkan, setiap amal akan dilipatgandakan. Rugi besar kalau kita melewatkannya tanpa mendapat ampunan,” tegasnya.
Namun, ia juga memberikan peringatan bagi mereka yang tetap berbuat maksiat di bulan suci. Ancaman bagi orang yang menyia-nyiakan Ramadhan, menurutnya, sangat berat.
“Jika seseorang masuk Ramadhan dengan dosa, setidaknya jangan menambah kesalahan. Sebab, ancamannya adalah laknat dari Allah dan para malaikat hingga Ramadhan berikutnya. Kalau ajal menjemput sebelum Ramadhan berikutnya, maka bau surga pun akan terasa jauh,” jelasnya.
Selain membahas keutamaan Ramadhan, Gus Kautsar juga menyinggung fenomena kepemimpinan di berbagai daerah. Menurutnya, masyarakat cenderung lebih memilih pemimpin yang peduli dan dermawan, meskipun bukan dari kalangan ulama.
“Orang baik tapi pelit cenderung kalah dibanding pemimpin yang mungkin tak begitu religius, tapi dermawan dan peduli dengan rakyat,” katanya.
Namun, ia menilai Ponorogo berbeda. Menurutnya, warga Ponorogo telah menunjukkan kebijaksanaan dengan memilih pemimpin berdasarkan program yang pro-rakyat, bukan sekadar karena kekuatan finansial.
“Di banyak daerah, pemimpin yang punya uang besar lebih mudah mendapat dukungan. Tapi di Ponorogo, masyarakat memilih pemimpin yang merakyat, meskipun tanpa modal besar. Ini luar biasa,” pujinya.
Ia berharap kepemimpinan yang baik di Ponorogo dapat membawa daerah ini menuju kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh warganya.
Pengajian berlangsung hingga larut malam dan ditutup dengan doa bersama. Ribuan jamaah yang hadir tampak khusyuk menyimak setiap rangkaian acara, menikmati momen penuh hikmat di tengah suasana Ramadhan yang semakin mendekati akhirnya. (Gal/PK)