Suran Agung PSHW TM, Ribuan Pendekar Tumplek Blek di GOR Magetan

0

POJOKKATA.COM, Magetan – Setelah vakum selama dua tahun, acara suran agung Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHW TM) Cabang Magetan kembali di Gelar di Gor Ki Mageti.

Ribuan warga PSHW TM dari berbagai penjuru berkumpul di GOR kebanggaan Magetan tersebut, Sabtu (19/7), dalam gelaran Suran Agung 2025 bertajuk Magetan Desa Juara.

Mengenakan seragam hitam khas perguruan, para pendekar PSHW TM memadati arena acara yang turut dihadiri Wakil Bupati Magetan Suyatni Priasmoro, Ketua DPRD, unsur Forkopimda, hingga Pengasuh PSHW Pusat Madiun, serta perwakilan dari 13 perguruan silat di Magetan hadir memberikan dukungan.

Acara dibuka dengan pertunjukan kolosal seni pencak silat dari para pendekar ranting PSHW TM Magetan. Atraksi ini disambut riuh tepuk tangan para undangan yang memadati GOR kebanggaan warga Magetan.

Suasana khidmat menyelimuti saat seluruh peserta menyanyikan Mars SH Winongo, lagu Syukur, dilanjutkan doa bersama dan kidung Rumekso Ing Wengi serta Dian Juang. Penayangan bumper video bertema “Magetan Desa Jawara” turut menambah semangat peserta dalam momentum tahunan ini.

Ketua Cabang PSHW TM Magetan, Budiono Prawiro Utomo, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini.

“Semoga Suran Agung berjalan lancar, menjadi sarana penguatan spiritual dan moral bagi kita semua,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Suran Agung dalam ajaran PSHW bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk ngolah raga lan ngolah jiwa demi meraih kesempurnaan hidup. Ajaran PSHW menekankan pembentukan pribadi berbudi pekerti luhur, menjaga diri dan lingkungan, serta menjunjung tinggi nilai persaudaraan.

“Sing akur kabeh sedulur,” ajaknya.

Ia berharap warga PSHW mampu merawat kerukunan dan saling menghormati dengan perguruan lain, demi terciptanya Magetan yang damai dan bersatu.

Ketua Umum PSHW TM, H.R. Agus Wiyono Santoso, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tahun ini PSHW genap berusia 122 tahun sejak berdiri pada 10 Suro 1321 H (1903 M). Ia menegaskan pentingnya menjaga ikrar, menolak kekerasan, dan memperkuat peran sebagai agen perubahan di tengah masyarakat.

“Kita harus menjadi teladan dalam sikap, tindakan, dan semangat membangun bangsa,” pesannya.

Sementara itu, Wakil Bupati Magetan Suyatni Priasmoro menilai Suran Agung bukan hanya tradisi tahunan, namun juga momen spiritual dan budaya yang memperkuat nilai-nilai luhur dalam kehidupan masyarakat.

“Suran Agung adalah refleksi kejujuran, kesetiaan, dan ketulusan hati. Sebuah ajakan untuk menata diri dan memperkokoh moral dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Suyatni.

Ia mengapresiasi PSHW TM sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjaga situasi sosial yang aman dan kondusif. Menurutnya, PSHW TM bukan sekadar organisasi pencak silat, tetapi juga wadah pembinaan karakter generasi muda.

“Pendekar PSHW adalah pribadi yang berintegritas, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur. Kami berharap PSHW terus menjadi pelopor perdamaian dan pembina masyarakat,” tambahnya.

Pemkab Magetan, kata Suyatni, akan terus mendukung kegiatan positif organisasi kemasyarakatan seperti PSHW TM, khususnya dalam membina pemuda, melestarikan budaya, dan memperkuat persatuan bangsa.

“Karakter bangsa tidak hanya dibangun dari sekolah, tapi juga dari perguruan seperti ini,” tutupnya.

Acara Suran Agung ditutup dengan himbauan kepada seluruh warga PSHW TM untuk menjaga kelancaran, keamanan, dan ketertiban hingga seluruh rangkaian kegiatan usai. Tradisi ini diyakini akan terus menjadi penguat spiritualitas, pemersatu lintas generasi, dan penjaga nilai-nilai luhur bangsa di Bumi Mageti. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini