POJOKKATA.COM, Magetan – Dalam rangka memperingati Hari Menggambar Nasional, puluhan karya seni rupa mini berukuran 25 x 25 cm dipamerkan dalam gelaran bertajuk “Serasarupa: Menggambar Magetan”.
Pameran ini berlangsung di Oje Sweet & Yummy, Jalan Hasanuddin, Selosari, Magetan, dan dibuka untuk umum mulai 31 Mei hingga 30 Juni 2025.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Komunitas Mageti Art dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Magetan. Mengusung konsep drawing mini, pameran ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan pesan sosial dan spiritual yang dalam.
Ketua Komunitas Mageti Art, Hendra Prasetyo, mengungkapkan bahwa pameran ini lahir dari semangat untuk memperingati Hari Menggambar Nasional, serta menghidupkan apresiasi seni rupa di tengah masyarakat.
“Gambar adalah bahasa pertama yang dikenal anak-anak. Melalui pameran ini, kami ingin membentuk kesadaran dan apresiasi terhadap seni rupa. Kami berusaha konsisten memperkenalkan seni rupa agar semakin dikenal dan dicintai,” jelas Hendra.
Lebih lanjut, Hendra berharap pameran ini tidak berhenti di satu titik saja. Pihaknya merancang konsep keliling kafe se-Magetan, dengan durasi pameran satu bulan di setiap tempat.
“Harapannya, masyarakat bisa menikmati karya ini secara santai sambil ngopi. Syukur-syukur tertarik, lalu dibeli. Ini juga jadi wadah untuk mengasah profesionalisme perupa dan menumbuhkan apresiasi seni di kalangan publik,” tambahnya.
Tak hanya memamerkan karya, acara ini juga diramaikan dengan diskusi seni rupa antara seniman, dinas, serta pihak terkait. Suasana hangat dan penuh semangat dialog mengiringi setiap rangkaian acara.
Kepala Bidang Pemasaran dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Disbudpar Magetan, Yosef Cahyo Wibawanto, turut hadir membuka pameran. Ia menyampaikan apresiasi atas konsistensi Komunitas Mageti Art dalam menggelar pameran seni.
“Ini kali kedua teman-teman Mageti Art mengadakan pameran. Kami sangat mendukung karena ini bagian dari upaya membangun ruang apresiasi seni di Magetan, sejalan dengan pengembangan ekonomi kreatif dan visi Smart City,” ujar Yosef.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan swasta, seperti kafe-kafe lokal, dalam mendukung geliat seni di daerah.
“Salah satu parameter Smart City adalah keterlibatan sektor swasta. Pameran ini menjawab itu. Ada ruang, ada karya, ada makna. Bahkan di balik lukisan-lukisan mini ini, terdapat magma narasi sosial, filosofi, dan arsitektur,” imbuhnya.
Menurut Yosef, kegiatan semacam ini juga berperan besar dalam membentuk literasi visual masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kami ingin anak-anak pelajar tidak ragu untuk bermimpi jadi pelukis. Ini cara kita mengedukasi masyarakat bahwa seni adalah bagian penting dari ilmu, rasa, bahkan spiritualitas,” tegasnya.
Pameran ini terbuka untuk umum, dan karya-karya yang ditampilkan juga bisa dibeli. Informasi lebih lanjut serta dokumentasi karya dapat diakses melalui Instagram Mageti Art maupun situs web resminya.
Dengan semangat kolaborasi dan edukasi, “Serasarupa” menjadi langkah nyata bahwa seni bisa hidup di ruang mana saja, termasuk sudut-sudut kafe di Magetan. Sebuah langkah kecil, namun penuh daya cipta untuk membangun kesadaran estetika di tengah masyarakat. (Gal/PK)