Oleh : Muries Subiyantoro, Guru BK SMPN 1 Magetan, Pegiat Demokrasi, dan Penggagas LoGoPoRI, (Local Government and Political Research Institute) Magetan.
Perhelatan Politik Pemilu Serentak 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presidan, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota telah usai. Publik sebentar lagi akan disuguhkan kembali dengan hiruk-pikuk politik di level regional dan lokal, dengan akan diselenggarakannya pelaksanaan Pilkada untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur serta Bupati dan Wakil Bupati Magetan pada tanggal 27 November 2024.
Pilkada Serentak 2024 akan dilakukan di Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh tanah air, tak terkecuali di Kabupaten Magetan. Sejak akhir September 2023 hingga sekarang, Magetan dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Magetan, seiring dengan berakhirnya masa tugas Suprawoto dan Nanik Endang Rusminiarti (Bu Mantri) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Magetan Periode 2018-2023.
Menjelang pelaksanaan Pilkada yang akan dilangsungkan enam bulan lagi, dinamika politik lokal Magetan terlihat mulai bergeliat. Hal ini ditandai dengan semakin intensifnya partai-partai politik yang memperoleh kursi pada Pemilu Serentak 2024 melakukan safari politik untuk saling melakukan penjajakan guna mematangkan strategi koalisi. Karena seperti kita ketahui, bahwa di Magetan tidak ada satu pun partai politik yang bisa mengusung Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati sendiri, mereka harus melakukan koalisi satu sama lain.
Geliat politik lokal di Magetan semakin terlihat dengan terpasangnya baliho dari orang-orang yang diprediksi akan membuat “cek ombak” dalam pencalonan Pilkada Magetan dan diprediksi akan muncul kembali baliho-baliho baru dari para Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati Magetan. Namun demikian, satu hal yang menarik jika kita mengamati di Magetan, bahwa para kandidat Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati Magetan masih terlihat “malu-malu” untuk secara terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan mempunyai niat dan keinginan maju di Pilkada.
Hal ini sebenarnya sangat wajar terjadi karena kondisi partai-partai politik di Magetan sendiri kekuatan politiknya hampir berimbang, tidak ada satu partai politik pun yang dominan. Sehingga hal ini mengakibatkan partai politik lebih terkesan berhati-hati dalam melakukan koalisi dan mengusung pasangan Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati Magetan. Berdasarkan kondisi riil di lapangan saat ini, maka menarik untuk dikaji dan dianalisis bagaimanakah peta koalisi dan figur yang akan muncul dalam Pilkada Magetan 2024.
Bursa Calon dan Bandul Politik
Pasangan Bupati Magetan Periode 2018-2023 (Suprawoto-Nanik Endang Rusminiarti) adalah figur sentral yang dinantikan apakah akan kembali mencalonkan diri dan berpasangan kembali dalam Pilkada nanti. Menurut analisis saya, kecil kemungkinan dua orang tersebut akan berpasangan kembali. Tiga partai politik pengusung Pasangan Prona tersebut (Demokrat, PPP, dan Hanura) sudah tidak bisa mengusung kembali, karena Hanura tidak mendapat kursi dalam Pemilu Legislatif 2024 April lalu. Selain itu, apabila Nanik Endang Rusminiarti (Bu Mantri) menginginkan menjadi Bakal Calon Bupati dan tidak bersedia menjadi Bakal Calon Wakil Bupati, maka akan menyulitkan kedua orang tersebut menyamakan persepsi bersama.
Namun demikian, bandul politik lokal Magetan sebenarnya ada di dua poros utama yang ada di Kedungguwo dan Maospati tersebut. Hal ini terjadi karena Suprawoto dan Nanik Endang Rusminiarti selain sebagai Petahana, juga memiliki modal sosial yang kuat di masyarakat, khususnya Nanik Endang Rusminiarti (Bu Mantri) yang notabene adalah suami Pak Sumantri Bupati Magetan dua periode 2008-2018.
Apabila Pasangan Prona benar-benar pecah nanti, maka akan membuat peta politik lokal Magetan semakin dimanis. Dan akan bisa membuat suntikan baru bagi partai-partai politik yang memperoleh kursi dalam Pileg 2024 April lalu untuk saling melakukan penjajajakan agar bisa terbentuk koalisi bersama mengusung Pasangan Bacabup dan Bacawabup.
Penjabat (Pj) Bupati Magetan adalah salah satu sosok yang juga dinantikan apakah bersedia meramaikan bursa pencalonan Pilkada atau tidak. Sesuai aturan yang ada memang Pj Kepala Daerah dilarang untuk mencalonkan diri sebagai Cakada dan Cawakada, jikalapun ingin mencalonkan diri maka harus mengundurkan diri dari jabatan Penjabat Kepala Dearah. Jika aturan pengunduran diri adalah 6 (enam) bulan sebelum penetapan pasangan calon maka fase waktu pengunduran diri sudah terlewati, namun jika aturannya adalah 6 (enam) bulan dari Hari-H pemungutan suara, maka masih ada kesempatan sampai tanggal 27 Mei untuk mengundurkan diri.
Beberapa minggu terakhir ini, di jalan-jalan protokol dan di jalan poros utama kecamatan banyak dipasangi baliho Kang Suyat dan Ida Yuhana Ulfa. Diprediksi kedua orang tersebut juga ingin ikut meramaikan bursa Pilkada Magetan. Kang Suyat adalah sosok yang sudah memiliki pengalaman sebagai peserta Pilkada, dan Ida Yuhana Ulfa adalah istri Gus Wachid yang notabene adalah salah satu Calon Wakil Bupati pada Pilkada Magetan 2018 lalu.
Sosok lain yang santer beredar adalah Sujatno Ketua DPRD Magetan saat ini dan Ketua DPC PDI Perjuangan Magetan. Kemerosotan perolehan kursi PDI Perjuangan dari 10 kursi menjadi 6 kursi, tidak menyurutkan langkah partai untuk semakin memperkuat konsolidasi untuk memenangkan Pilkada. Namun perlu diperhatikan bahwa PDI Perjuangan harus benar-benar memiliki kemampuan komunikasi dan lobi politik yang kuat dan tepat untuk mengajak partai politik lain berkoalisi pasca turunnya perolehan kursi.
Selain nama-nama di atas, juga sudah banyak beredar sosok yang diprediksi akan bakal ikut meramaikan bursa Pilkada Magetan, diantaranya Suhargo (tokoh inovator nasional dan ahli teknik kelistrikan). Mohyar (politisi Golkar), Basuki Babussalam (politisi PAN), Preminiwati (tokoh perempuan politisi PKS), dan nama-nama lain yang sudah mulai beredar di media massa Magetan.
Strategi Menjadi Kunci
Terlepas dari berbagai nama-nama yang beredar ikut meramaikan bursa Pilkada Magetan di atas, yang penting perlu dipikirkan adalah sejauh mana strategi pemenangan yang akan diambil oleh partai-partai politik. Salah satu kunci keberhasilan pemenangan Pilkada adalah di tangan partai politik dalam kepiawaiannya merangkul koalisi dan mengusung Paslon.
Partai politik bisa membuka secara resmi pendaftaran Bacakada dan Bacawakada sehingga bisa memberi kesempatan kepada siapapun putra-putri terbaik di Magetan untuk memiliki peluang yang sama mendaftar. Atau bisa juga karena partai politik sudah secara intens melakukan komunikasi dan lobi politik, tidak perlu membuka pendaftaran namun terus berupaya mematangkan sinergi bersama diantara partai politik yang ada.
Berikutnya adalah bagaimanakah semangat yang akan diusung oleh partai-partai politik nanti dalam berkoalisi, apakah sekadar hanya mengedepankan pragmatisme politik semata, atau semangat untuk melakukan perubahan, pembaruan dan kemajuan Magetan ke depan. Selanjutnya adalah bagaimana mesin politik di partai dari tingkat atas sampai bawah bisa berjalan dengan maksimal.
Faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam pemenangan Pilkada nanti adalah sejauhmana korelasi koalisi antara Pilkada Gubernur dan Pilkada Bupati. Jika koalisi Pilkada Gubernur dan Pilkada Bupati sama, maka realtif tidak ada kesulitan berarti dalam menerapkan strategi pemenangan di lapangan. Namun, jika koalisinya berbeda, maka dibutuhkan kepekaan politik dalam mengatur pemenangan di bawah, antara memenangkan Pilkada Gubernur dan Pilkada Bupati.
Strategi berikutnya yang menjadi pertimbangan adalah, apakah koalisi yang akan dibangun menuju koalisi besar atau koalisi kecil. Masyarakat Magetan jika ingin memperoleh banyak alternatif pilihan Cabup dan Cawabup, maka koalisi kecil bisa menjadi pertimbangan untuk diambil. Karena jika koalisi kecil, besar kemungkinan akan terdapat 4 (empat) Paslon. Jika koalisi besar yang diambil, maka publik tidak memiliki banyak pilihan.
Terakhir, terlepas dari berbagai macam dinamika politik lokal Magetan yang terjadi akhir-akhir ini dan sampai menjelang pendaftaran resmi ke KPU Magetan nanti. Keinginan masyarakat Magetan adalah agar siapapun pemimpin Magetan yang terpilih nanti bisa membawa kemajuan dan kesejahteraan Magetan.