POJOKKATA.COM, Magetan – Dalam dua pekan terakhir, masyarakat Magetan dihebohkan oleh penyebaran video asusila yang melibatkan remaja, diduga siswa salah satu sekolah menengah atas di daerah tersebut.
Pihak kepolisian setempat, Polres Magetan, telah menerima laporan terkait insiden ini dan mulai melakukan penyelidikan terhadap penyebar video tersebut.
Namun, masalah ini tidak berhenti di situ. Baru-baru ini, muncul lagi video serupa yang melibatkan siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Magetan. Meskipun kasus ini belum masuk ke ranah hukum, kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan masyarakat, terutama di kalangan pengajar dan orang tua.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Magetan, Sundarto, menyatakan perlunya perbaikan dalam pendidikan teknologi yang saat ini diberikan kepada anak-anak. Menurutnya, pendidikan tidak hanya harus fokus pada penguasaan teknologi, tetapi juga pada etika digital dan dampak sosial dari penggunaannya.
“Setahu saya, dalam pendidikan yang terkait dengan IT saat ini masih terkait dengan teknologinya, belum masuk pada masalah sosial dan dampak negatif misalnya terkait dengan hukum,” ujar Sundarto, Senin (24/6/2024).
Sundarto juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka. Dengan kemajuan teknologi, anak-anak sekarang bisa mendapatkan pengaruh dari lingkungan digital hanya dengan gadget yang mereka miliki. Pergeseran ini mengharuskan orang tua untuk lebih waspada dan aktif dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
“Saya juga tidak serta merta menyalahkan sekolah karena sekolah itu hanya beberapa jam dan setelah itu pendidikan di rumah menjadi tanggung jawab orang tua. Dengan tatanan kehidupan sekarang, memang banyak orang tua yang dihadapkan dengan masalah ekonomi sehingga pengawasan terhadap anak berkurang. Dalam fenomena ini, anak-anak lebih cenderung nyaman dengan teman bahkan hingga hal-hal amoral,” lanjut Sundarto.
Mengatasi masalah ini, Sundarto mengajak seluruh guru dan orang tua untuk lebih berperan sebagai regulator bagi siswa. Pendidikan akhlak dan karakter harus disesuaikan dengan perkembangan cara berkomunikasi yang kini lebih banyak dilakukan di media digital.
Ia berharap ada kolaborasi antara sekolah dan orang tua dalam memberikan pendidikan yang komprehensif, mencakup teknologi dan etika penggunaannya.
Kasus penyebaran video asusila ini menjadi cermin bagi kita semua bahwa tantangan pendidikan di era digital semakin kompleks. Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek teknis tanpa memperhatikan aspek moral dan etika dapat berujung pada masalah sosial yang serius. Oleh karena itu, pendidikan yang holistik, yang melibatkan sekolah, orang tua, dan masyarakat, menjadi sangat penting untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga berkarakter.