Lampah Hastungkara di Magetan: Perjalanan Spiritual di Bulan Muharram

0

POJOKKATA.COM, Magetan – Ratusan peserta dengan khidmat mengikuti Lampah Hastungkara, sebuah tradisi spiritual yang dilaksanakan di bulan Suro atau Muharram dalam penanggalan Islam.

Tradisi di Magetan yang digelar pada Kamis (11/7/2024) malam ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang menjadi wujud ikhtiar sungguh-sungguh.

Perjalanan suci ini melibatkan pusaka bumi Mageti (keris Pandowo Cinarito dapur kebak pendaringan, Tombak Payung Tunggul Nogo, Tombak Dapur Megantoro Kyai Cahya Mulyo) yang sakral.

Selain itu, terdapat juga bolu berbentuk lesung yang melambangkan kemakmuran dan bedug yang melambangkan religiusitas. Nasi golong yang dibawa melambangkan persatuan.

“Lampah hastungkoro dilakukan dengan berjalan sambil berdoa. Ada kidung doa yang dibawakan oleh Mbah Lawu juga ada tembang doa secara Islam berupa macapat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan, Joko Trihono.

Rangkaian acara ini dilanjutkan dengan prosesi jamasan pusaka atau mencuci pusaka dengan air suci sebagai simbol pembersihan dan penyucian. Prosesi jamasan diawali dengan tari doa tembang pitu, sebuah tarian sakral yang mencerminkan permohonan doa dan berkah.

Setelah prosesi tersebut, sego golong dan bolu rahayu akan dibagikan kepada seluruh peserta sebagai bentuk berkah.

Tradisi Lampah Hastungkara ini tidak hanya menjadi sarana spiritual tetapi juga menjadi ajang pelestarian budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur. Dalam setiap langkah dan doa, tersirat harapan akan keberkahan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat. Lampah Hastungkara menjadi simbol pendalaman spiritualitas melalui tradisi dan budaya yang ada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini