POJOKKATA COM, Magetan – RSUD dr. Sayidiman Magetan mengklaim bahwa pihaknya telah mengikuti prosedur yang sesuai dalam proses rujukan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) asal Parang, yang kemudian meninggal dunia di Ponorogo.
Hal ini disampaikan oleh Direktur RSUD dr. Sayidiman, Rochmad Santoso, menanggapi peristiwa yang menimpa pasien bernama Suyanti, 33, yang meninggal setelah dirujuk ke RSU ‘Aisyiyah’ Ponorogo.
Menurut Dr. Rochmad, sistem rujukan menggunakan Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) telah dijalankan dengan baik.
Komunikasi pertama antara Puskesmas Parang dan RSUD dr. Sayidiman, katanya, terjadi melalui Sisrute pada saat kondisi IGD rumah sakit penuh. Petugas jaga IGD menerima permintaan rujukan namun menginformasikan bahwa ruang inap dan IGD sudah penuh pada saat itu.
“Permintaan rujukan diterima lewat Sisrute, tapi pada saat itu IGD memang penuh. Kami memberikan jawaban, dan harapan kami pihak puskesmas bisa mencari alternatif rujukan lain,” ujar Rochmad saat ditemui dikantornya, Jumat (21/2/2025).

Rochmad menambahkan, RSUD dr. Sayidiman sebetulnya siap menerima pasien pada sekitar pukul 15.00 WIB, namun keluarga pasien telah memutuskan untuk merujuk ke RSU ‘Aisyiyah’ Ponorogo.
“Kami siap menerima pasien, tetapi keluarga memilih rumah sakit di Ponorogo,” ungkapnya.
Menurut catatan RSUD dr. Sayidiman, saat ini rumah sakit tengah menghadapi puncak jumlah pasien, dengan meningkatnya kasus demam berdarah dan diare. Data rawat inap RSUD dr.
Sayidiman mencatatkan angka 21 ribu pasien pada 2024, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat 17 ribu pasien. Layanan IGD juga meningkat dari 19 ribu menjadi 27 ribu pasien.
Rochmad mengungkapkan, peningkatan jumlah pasien ini berdampak pada tingkat hunian rumah sakit, atau Bed Occupation Rate (BOR), yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan RSUD harus menyesuaikan kapasitas tempat tidur sesuai dengan aturan Kelas Rawat Inap Standar yang ditetapkan BPJS Kesehatan.
Sementara itu, sebelumnya diberitakan, Suyanti, seorang warga Kelurahan Parang, Kabupaten Magetan, meninggal dunia setelah dirawat di RSU ‘Aisyiyah’ Ponorogo pada Selasa (18/2/2025). Suyanti awalnya mendapatkan perawatan dari dokter praktik setempat, namun kondisinya tidak menunjukkan perkembangan positif. Setelah itu, keluarga membawanya ke Puskesmas Parang yang kemudian merujuk ke RSUD dr. Sayidiman. Sayangnya, kamar inap di RSUD penuh, dan keluarga pun memutuskan untuk membawa Suyanti ke rumah sakit di Ponorogo.
Pihak keluarga mengaku telah menunggu, namun tidak ada ruang yang tersedia hingga sore. Akhirnya, sekitar pukul 15.00 WIB, keluarga memutuskan untuk merujuk Suyanti ke Ponorogo. Namun, nyawa Suyanti tidak dapat diselamatkan, dan ia meninggal dunia pada Rabu pagi. (Gal/PK)