POJOKKATA.COM, Magetan – Mantan narapidana terorisme (napiter) di Magetan, Latip alias Gaja (35), mengingatkan masyarakat akan bahaya paham radikal yang masih mengintai.
Ia berharap semua pihak bersatu untuk melawan ideologi tersebut, terutama menjelang perayaan Idul Fitri.
“Paham radikal adalah jalan yang salah dan menyesatkan,” ujarnya.
Ia mengisahkan bagaimana dirinya dulu terjerumus ke dalam paham tersebut melalui media sosial dan kelompok pengajian tertutup.
Hingga akhirnya, ia terhasut untuk melakukan tindakan kekerasan atas nama agama.
Kini, pria yang pernah belajar di Pondok Pesantren Ngruki Solo dan Boyolali ini telah bertekad meninggalkan masa lalunya. Ia menyesali keputusannya dulu dan berkomitmen menjalani hidup yang lebih baik.
“Saya menyia-nyiakan waktu dan merugikan banyak orang. Sekarang saya ingin mengajak generasi muda untuk tidak mudah terpengaruh ajaran yang menyesatkan,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa kelompok radikal kerap menyasar individu yang mengalami krisis identitas atau memiliki masalah pribadi.
Mereka memanfaatkan celah tersebut untuk merekrut anggota baru. Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan moderasi beragama.
“Kita harus saling merangkul dan membantu mereka yang kesulitan agar tidak terjerumus dalam paham radikal,” tambahnya.
Kini, Latip istiqomah menjalani kehidupan baru sebagai pedagang jajanan dan minuman kesehatan di Magetan. Bersama istrinya, yang berasal dari lingkungan pesantren, ia berdagang untuk menghidupi keluarga.
Ia juga kerap memberikan tausiyah keagamaan di lingkungannya.
Perjalanan hidupnya tidak lepas dari program deradikalisasi pemerintah serta bimbingan aparat keamanan, termasuk kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Latip mengaku banyak mendapatkan dukungan, baik materiil maupun nonmateriil, yang membantunya beradaptasi kembali di masyarakat.
“Saya sudah memutus hubungan dengan teman-teman lama yang dulu tergabung dalam kelompok radikal. Saya tidak tahu lagi perkembangan mereka sekarang,” tegasnya. Bahkan, ia mengaku tidak mengikuti perkembangan politik terkini dan hanya fokus pada pekerjaannya sebagai pedagang.
Meski belum siap menjadi narasumber untuk membagikan pengalamannya secara luas, Latip tetap berperan dalam menjaga keamanan di Magetan. Ia beberapa kali diundang dalam acara resmi, seperti upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI yang diselenggarakan Pemkab maupun Polres Magetan.
Jelang Idul Fitri, ia berkomitmen membantu menjaga situasi tetap kondusif di Magetan.
“Saya ingin hidup tentram, nyaman, dan damai bersama keluarga di Magetan. Saya siap menjaga kondusifitas daerah ini,” pungkasnya. (*)