POJOKKATA.COM, Magetan – Dunia pendidikan kembali diguncang skandal memalukan. Sebuah kamera tersembunyi ditemukan di dalam toilet siswi SMAN 1 Maospati, Magetan.
Penemuan itu pertama kali diketahui oleh salah satu siswi berinisial S pada Februari lalu.
Awalnya, S mengira benda mencurigakan di langit-langit toilet itu hanyalah bohlam biasa. Namun kecurigaan muncul setelah ia mengamati bentuknya lebih saksama.
Ternyata, benda itu adalah kamera pengintai.
“Saya kira itu lampu biasa, tapi setelah saya lihat, ternyata ada kameranya,” ungkap S saat ditemui.
Ironisnya, temuan ini bukan kali pertama diendus siswa. Beberapa siswi mengaku telah melaporkan keberadaan kamera tersebut ke pihak sekolah. Namun, respons yang diterima justru mencederai rasa keadilan.
“Kami sudah lapor ke sekolah, tapi malah disuruh ikhlaskan. Tidak ada upaya cari pelakunya, tidak ada tindakan untuk mencegah kejadian serupa,” tutur salah satu siswi yang enggan disebut namanya.
Sikap abai tersebut memicu kekecewaan mendalam dari para siswa dan orang tua. Toilet, sebagai ruang privat yang seharusnya aman dan nyaman, justru menjadi tempat terlanggarnya hak privasi siswi.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Nasrullah, membenarkan laporan tersebut. Ia mengatakan bahwa sekolah telah menindaklanjuti dengan melepas perangkat tersebut.
“Memang ada laporan dari anak-anak soal CCTV di toilet siswi. Kami langsung memeriksa dan mencopot alat itu,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (14/4).
Namun, langkah yang diambil pihak sekolah dinilai belum cukup. Kamera tersebut tidak dilengkapi memori penyimpanan, sehingga pelaku tak terlacak.
Tak ada investigasi lanjutan, apalagi pelibatan aparat penegak hukum.
Pihak sekolah hanya mengandalkan imbauan dan sosialisasi agar warga sekolah lebih waspada. Tidak ada tindakan nyata untuk memperketat keamanan lingkungan sekolah.
Kasus ini menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan, khususnya dalam hal perlindungan terhadap pelajar perempuan. Dinas Pendidikan dan aparat berwenang didesak untuk turun tangan mengusut tuntas kasus ini.
Karena ini bukan sekadar pelanggaran tata tertib sekolah, melainkan bentuk nyata pelecehan dan pelanggaran hak privasi yang serius.
Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin insiden serupa akan kembali terjadi—bukan hanya di Magetan, tapi di sekolah-sekolah lain. (Gal/PK)