POJOKKATA.COM, Magetan – Seorang siswi SMP di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berusia 13 tahun, mengalami depresi dan mengurung diri di kamar setelah diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh teman-teman sekolahnya.
Berinisial A, dia disorot karena dianggap miskin dan tidak memiliki ponsel pintar.
Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Magetan menyatakan bahwa perundungan ini telah berlangsung sejak kelas 4 SD, ketika A sering di-bully karena tidak memiliki ponsel pintar. Situasinya semakin parah saat ia naik ke SMP.
“Anak saya di-bully karena dianggap anak orang tidak punya. HP satu-satunya yang kami punya sering mati karena baterainya mulai lowbet dan cepat habis,” ungkap ibunya, Murini, Kamis (1/2/2024).
Akibat bullying, siswi ini menolak sekolah selama tiga bulan terakhir dan hanya bersedia kembali jika dipindahkan ke pondok pesantren. Dinas PPKB dan PPA Magetan telah memberikan pendampingan serta membawa seorang psikolog dari Surabaya untuk memeriksa kondisi A.
Sekretaris Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Magetan, Miftahuddin, menyatakan bahwa A akan dibawa ke psikiater RSUD Dr. Sayidiman Magetan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Kami akan bantu mencarikan pondok pesantren di Magetan agar pendidikannya tidak terputus,” kata Miftahuddin, menegaskan komitmen mereka untuk mengawal kasus ini hingga A pulih dan dapat kembali bersekolah.
Pihak berwenang, termasuk Pj Bupati Magetan, Hergunadi, menyoroti serius kasus ini.
Pj Bupati mengajak pihak sekolah dan masyarakat untuk aktif mencegah bullying, menekankan bahwa tindakan tersebut tidak dibenarkan.
Ia juga meminta peran aktif orang tua dan guru dalam mengawasi serta mendampingi anak-anak di sekolah.
Semua pihak diharapkan bersatu untuk mencegah kasus serupa dan melindungi keamanan mental para siswa.