Pengakuan Keluarga Pengemis di Ponorogo, Hasilkan Rp 6 Juta/Bulan, Punya Tiga Sepeda Motor

0

POJOKKATA.COM, Ponorogo – Keberadaan pengemis di Ponorogo, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan publik.

Sejumlah laporan yang masuk ke pihak berwenang mengungkapkan bahwa pengemis yang satu ini bukan hanya mencari nafkah di jalanan, melainkan meraup penghasilan yang fantastis.

Sebuah keluarga yang diketahui berprofesi sebagai pengemis mengaku bisa mengumpulkan hingga Rp 6 juta per bulan, bahkan memiliki tiga sepeda motor dari hasil mengemis.

WN (40), seorang ibu yang selalu membawa anaknya yang masih berusia 2,5 tahun untuk mengemis, memberi pengakuan mengejutkan.

Ia mengungkapkan bahwa dalam sehari, ia dapat meraup hingga Rp 200.000.

WN dan suaminya, yang juga seorang pengemis, mengaku mendapatkan penghasilan yang serupa.

Bahkan, dalam waktu tiga jam, WN mengaku sudah bisa mengumpulkan Rp 160.000.

“Kami bisa mengumpulkan hingga Rp 6 juta sebulan,” kata WN, Senin (10/3/2025).

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriyadi, menjelaskan bahwa operasi penertiban pengemis dilakukan sebagai respons terhadap keluhan masyarakat yang semakin resah dengan meningkatnya jumlah pengemis, terutama menjelang Ramadhan.

Salah satu yang paling mencolok adalah WN yang kerap membawa anak kecilnya untuk menarik simpati pengguna jalan.

“Laporan dari masyarakat semakin banyak, terutama selama bulan Ramadhan, jumlah pengemis meningkat. Kami pun melakukan operasi penertiban. Pengemis yang ibu-ibu ini, kami amankan di perempatan pabrik es,” ungkap Supriyadi.

Meski telah berkali-kali diamankan, WN tidak kapok. Bahkan, ia dan suaminya kerap berpindah-pindah lokasi untuk menghindari operasi penertiban.

Mereka menggunakan sepeda motor untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan bahkan anaknya yang lebih besar sudah memiliki sepeda motor sendiri dari hasil mengemis.

Ironisnya, WN yang diketahui sebagai penerima manfaat bantuan pemerintah, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan berbagai bantuan sosial lainnya, tidak lantas menghentikan aktivitas mengemisnya.

Bahkan, bantuan tersebut seolah tidak memengaruhi pilihan hidupnya.

“Meski kami sudah memberikan pembinaan, mereka tetap memilih untuk kembali mengemis. Mereka berpindah tempat begitu, jika di sini ada operasi, mereka pindah ke kota lain,” terang Supriyadi.

Dinas Sosial Ponorogo menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memberikan sedekah.

Supriyadi mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menyalurkan bantuan kepada pengemis.

Ia menyarankan agar sedekah disalurkan melalui lembaga resmi yang memiliki legalitas, sehingga bantuan dapat tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.

“Kami minta masyarakat untuk lebih bijaksana dalam memberikan sedekah. Lebih baik disalurkan melalui lembaga yang resmi dan terpercaya, agar bantuan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan,” pungkas Supriyadi. (Gal/PK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini